Lihat ke Halaman Asli

Dwi Okta Nugraha

Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Menyambut dan Menghadapi Bonus Demografi

Diperbarui: 10 September 2016   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pic by w.bfi.org.uk

Bonus dapat berarti suatu tambahan penghasilan / keuntungan / hadiah diatas penghasilan normalnya atau atas suatu pekerjaan. Demografi adalah ilmu tentang kependudukan. Jadi Bonus Demografi menurut BKKBN( Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) adalah suatu kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif (15 tahun - 64 tahun) di suatu wilayah atau negara lebih besar dari jumlah penduduk usia tidak produktif (kurang dari 14 tahun dan diatas 65 tahun).

Bonus biasanya disambut dengan suka cita, tetapi kali ini meningkatnya komposisi usia produktif pada tahun 2017 hingga 2030 mendatang perlu disikapi dari dua sisi mata pedang, Suatu Berkah atau sebaliknya. Antara Harapan atau Kenyataan.

Generasi Produktif, Generasi Pemuda

Presiden Soekarno pernah berseru, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” ,menandakan sebegitu penting dan strategisnya para pemuda sebagai generasi pembangunan serta pembaruan bagi perjalanan hidup bangsa dan negara.

Pemuda adalah titik puncak, titik keseimbangan dan titik didih terbaik bagi kehidupan seorang manusia. Pemuda memiliki kekuatan dan daya pikir yang masih segar bugar. Pemuda adalah usia terbaik insan manusia untuk melakukan perubahan besar dalam hidupnya. Di Era menuju Kemerdekaan dan Pasca Kemerdekaan, peran pemuda begitu penting, berani, dan visioner. Pemuda adalah mesin bagi perjalanan hidup bangsa dan negara.

Harapan diantara Kenyataan

Membludaknya jumlah usia produktif berarti banyak sekali sumber daya manusia yang melimpah yang memicu pembangunan, lebih hebat lagi apabila usia produktif dipenuhi oleh Individu berkualitas yang mampu diserap lapangan kerja sehingga menciptakan lagi kelas masyarakat menengah dan atas. Tantangannya, Sudah negeri ini siap melahirkan generasi usia produktif berkualitas, bertalenta, dan berbudi pekerti?

Ditengah kompetisi zaman yang semakin brutal, tak hanya dalam tataran lokal tetapi global, Indonesia dengan pasar domestik dan SDA yang begitu besar adalah target favorit negara-negara maju.

Berbagai upaya dilakukan asing agar Indonesia selalu gagal berkembang menjadi negara unggul dan mandiri, sehingga dapat bersaing melawan negara maju.

Pendidikan bagi Generasi Produktif

Generasi yang siap bersaing, handal dan dibutuhkan zaman adalah aset  bangsa yang luar biasa dalam menyambut bonus demografi usia produktif. Tak hanya demi keberlangsungan perjalanan bangsa tetapi turut pula menyuntikan energi menghadapi peta persaingan global yang semakin membara dari tahun ke tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline