[caption caption="northresistance.wordpress.com"][/caption]Pelan namun pasti, Tentara Pemerintah Suriah (Syrian Arab Army) yang didukung oleh payung udara Russia, Garda Republik Iran, Hizbullah dan milisi lain pendukung Presiden Bashar Al Assad terus menunjukan progress positif. Kemenangan demi kemenangan berhasil direngkuh oleh koalisi ini, distrik demi distrik mulai direbut kembali dari tangan ISIS dan Pemberontak Suriah, serta Kendali penuh pasukan Bashar Al Assad atas Ibu kota Damaskus.
Dari sekian banyak kemenangan tersebut, hanya tinggal satu target yang dianggap menjadi symbol penentu kemenangan atas Palagan Suriah, Yakni Kota Aleppo. Kota terbesar kedua suriah yang memiliki posisi sangat luar biasa strategis terutama sebagai jalur pengaman logistik maupun persenjataan dari luar Suriah. Inilah Kota Aleppo yang bersama Kota Raqqa diplot sebagai the next and the main Target pasukan Koalisi Pasukan Bashar Al Assad, banyak pakar berpendapat, jatuhnya Aleppo ke tangan pasukan Pemerintah menjadi suatu symbol kemenangan mutlak Pemerintah atas Pemberontak.
StalinGrad dan Aleppo
Ini seperti halnya nasib kota Stalingrad di masa Perang Dunia ke dua, Kota Stalingrad didaulat sebagai kota terpenting yang wajib dipertahankan oleh Tentara Merah Soviet sekaligus wajib dikuasai oleh Tentara Nazi Jerman. Keduanya bertempur sengit habis habisan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki, jika salah satu kalah hancur sudah harapan untuk menapak jalan kemenangan.
Stalingrad adalah kota yang begitu strategis posisinya, kota inilah benteng terakhir Soviet melingungi jantung Ibukota Moscow. Jika Stalingrad dijatuhkan Nazi, hanya tinggal menunggu waktu Moskow mengalami nasib serupa. Sejarah membuktikan, gagalnya Nazi jerman menduduki StalinGrad membuat arah angin bergerak terbalik, Jerman harus mengakui keunggulan tentara merah Soviet.
Iran yang sangat berkomitmen membantu Suriah sekuat tenaga juga sangat mengetahui akhir tujuan konflik suriah sesungguhnya. Suriah adalah gerbang utama Barat menghantam Teheran sekaligus benteng pertahanan Iran terhadap invasi hegemoni barat di kawasan Timur Tengah. Seperti yang dunia ketahui, dari seluruh kawasan Timur Tengah, hanya Republik Islam Iran dan Suriah lah yang belum jatuh dalam genggaman Barat, Suriah kini tengah mengalami marabahaya ini dan jika sukses maka tinggal menarget pada Iran.
Rusia yang tak tergoyahkan
Salah satu penyebab kaum pemberontak gagal mengusir Presiden Bashar Al Assad adalah dukungan luar biasa Presiden Vladimir Putin melalui Kampanye Udara Russia. Turki yang turut diduga sebagai pendukung Pemberontak seolah berang luar biasa, dimulai dari menembak jatuh bomber SU-24 Russia dan kemudian melakukan aksi serangan artileri terhadap pasukan Suriah di perbatasan Turki.
Tak sampai disini, Turki dikabarkan berniat menerjukan langsung pasukannya dalam Perang Suriah, disusul pula oleh partner nya, Kerajaan Arab Saudi yang juga merencanakan untuk turut menginvasi Suriah. Niat nekad kedua Negara ini pun langsung menuai balasan tajam dari Suriah sendiri, bahwa kedua Negara hanya akan mengirimkan pasukannya untuk mati sia-sia.
Disisi lain, Amerika serikat yang gagal menerapkan No Fly Zone di langit Suriah seakan dibuat tak berkutik oleh langkah Beruang Merah. Berkali kali, Amerika rutin menuduh Rusia melakukan pemboman terhadap warga sipil Suriah, mengganggu pesawat Tempur Amerika serikat dan menggunakan Bom terjun bebas (free Fall) yang sangat berpotensi menghantam sasaran di luar target. Namun, Russia segera menampik dan menantang balik Amerika serikat untuk menunjukan bukti atas segala tuduhannya.
Last, Apakah Negara-negara pendukung Kaum pemberontak akan berupaya berbagai cara untuk menggagalkan terjadinya Pertempuran Aleppo? mengingat Pasukan Koalisi pemerintah lah yang diyakini akan menjadi pemenangnya. Jika Aleppo dikuasai termasuk kota-kota besar lain nnya, maka secara praktis, Perang Suriah ada dalam kendali Pasukan Presiden Bashar Al Assad dan berharap kemenangan ini pula akan mengakhiri konflik Suriah yang telah berlangsung bertahun-tahun meninggalkan derita luar biasa bagi Rakyat suriah yang terpaksa terdiaspora menjadi pengungsi di Eropa.