Lihat ke Halaman Asli

Dwi Okta Nugraha

Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

TNI, Kecil Namun Mematikan

Diperbarui: 9 Oktober 2015   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="asian-defence-news.blogspot.com"][/caption]

Dirgahayu TNI ke 70, sukseskan reformasi TNI dan pemenuhan Minimum Essential Forces, Semoga terus menjadi Prajurit kebanggaan rakyat dan Ksatria pelindung bumi pertiwi. Kegagalan mempertontonkan kepada khalayak perihal Alutsista Misterius yang dimiliki TNI tetap tak mempengaruhi seremoni meriah peringatan Ulang Tahun TNI ke 70 di Pelabuhan pantai indah kiat, Cilegon Banten 5 Oktober 2015 lalu.

Dari ujung Timur pulau jawa, ke ujung Barat Pulau jawa, itulah yang terjadi saat peringatan HUT TNI ke 70 lalu, di penghujung jabatan Presiden SBY, Ultah TNI dihelat di dermaga ujung Pangkalan TNI AL Surabaya, kini di awal Jabatan Presiden Jokowi, Ultah TNI di gelar di Pantai Indah Kiat Cilegon. Selera di mana perayaan dihelat rasanya tergantung di jari para pucuk pemimpin negeri. Tak jadi soal dimanapun perayaan HUT TNI dilaksanakan selama masih berada dalam wilayah NKRI.

Tingkat kepercayaan dan kepuasan rakyat terhadap Tentara Nasional nya menurut survey di sebuah media termasuk tinggi dan bisa dikatakan cukup memuaskan, beberapa point yang perlu di benahi adalah soal tindakan pelanggaran hukum oleh para Oknum dan konflik agraria antara Tentara vs Masyarakat. Di luar itu, keprofesionalitas TNI tetap terbukti diakui oleh Dunia, dalam system perangkingan kekuatan militer secara umum, Indonesia stabil berada di posisi 12 dibawah Israel dan diatas Australia, bila TNI memiliki arsenal senjata nuklir bisa jadi Israel berada jauh dibawah Indonesia.

Di era Digital, Informasi dan Globalisasi sekarang ini, Konflik, Ancaman dan Gangguan tidak melulu berbentuk moncong senjata, moncong peluru, moncong mortir, moncong rudal dan moncong tangible lainnya, melainkan popular dengan sebutan Perang Asimetris, Perang Hibrida, Perang Cyber, Perang Mata uang dan Perang Biologi. Sistem perang non konvesional ini dilakukan dengan tingkat keahlian super tinggi yang menuntut penuh kemampuan SDM, Teknologi, Politik dan Anggaran. Mata dunia telah melihat bagaimana aksi perang asimetris ini dilapangan, Runtuhnya Uni Soviet, Bubarnya Yugoslavia (Balkanisasi), Konflik di Timur Tengah, Ukraina, Suriah, Sudan, Konflik Cyber antara China, Iran, melawan Amerika, Operasi False Flag dan Jenis perang lainnya di dunia.

Guna menyongsong dan menghadapi situasi jenis pertempuran masa kini tersebut, TNI harus membekali diri dengan berbagai macam kemampuan yang wajib dibutuhkan. Kemampuan intelejen untuk mengendus sejak dini terkait adanya potensi ancaman terhadap Negara ,Kemampuan Cyber ,Perang Informasi juga mutlak dimiliki. Selain itu, untuk memback-up Perang Asimetris, Kekuatan Konvensional (Simetris) juga tak kalah pentingnya. Keunggulan militer di matra Udara dan Laut sudah tak bisa ditolerir lagi, untungnya dalam Progam MEF, Kekuatan TNI AU dan TNI AL kembali diprioritaskan. Konflik global maupun dikawasan yang paling mudah meletus saat ini sebagian besar bermula di wilayah laut (Naval) dan udara (Aerial), kemampuan untuk menguasai wilayah laut dan udara sendiri adalah factor deterens bagi pihak lawan agar berpikir ulang sebelum berniat mengobarkan peperangan terbuka.

So, Meski kekuatan TNI belum lah mencapai titik ideal, secara kemampuan, keahlian dan Alutsista yang dimiliki, TNI tetap mampu bertempur secara global dalam menghalau setiap ancaman yang merongrong kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Banzai Tentara Nasional Indonesia !!

|kasamago.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline