Lihat ke Halaman Asli

Dampak Negatif Jejaring Sosial

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Oleh : wulandari

Jejaring sosial adalah salah satu dari banyak media untuk berinteraksi antara manusia satu dengan lainnya. Melalui media sosial seperti facebook, twitter dan media sosial lainnya yang sekarang mudah sekali diakses dengan smartphone, sebuah komunikasi dengan mudah bisa dijalankan. Lepas dari dampak positif dari pesatnya perkembangan jejaring sosial, perlu juga diketahui dampak negatifnya,

Menurut saya pemanfaatan media sosial sepenuhnya berada dibawah kendali penggunanya sehingga jika ada yang mengalami geganjalan dari jejaring sosial jangan terlalu menyalahkan media tersebut tapi lihat dulu pengguna seperti apa menggunakannya, dampak negatif yang muncul akibat penggunaan jejaring sosial yang berlebihan. Dampak negatif yang muncul akibat penggunaan jejaring sosial yang berlebihan diantaranya yaitu :

Membuat waktu terbuang dengan sia-sia, maksud dari pernyataan ini adalah “saya mengamati dan mengalami perilaku pengguna jejaring sosial dengan berinteraksi secara intensif dengan beberapa pengguna jejaring sosial lainnya, sesekali terlintas dibenak saya adalah bagaimana pengguna jejaring sosial tersebut bisa online terus padahal secara logika mereka seharusnya melakukan aktifitas apalagi mereka yang sudah bekerja kecuali mereka yang belum bekerja”.

Menambah beban pengeluaran, keberadaan jejaring sosial menjadi bagian dari kehidupan manusia modern zaman sekarang sehingga kepemilikan akun salah satu jejaring sosial seolah menjadi wajib hukumnya. Nah implikasi yang muncul adalah harus adanya alat yang bisa dipergunakan untuk mengakses media sosial tersebut seperti komputer, laptop dan handphone. Namun kebradaan alat tersebut belum cukup tanpa terhubung dengan fasilitas internet. Alhasil seorang pengguna media sosial harus merogoh kocek lebih banyak untuk biaya menggunakan media sosial tersebut. Yang menjadikan diri saya mengelus dada adalah saya melihat kenyataan jika seorang pengguna media sosial lebih mengutamakan keberlangsungan penggunaan media sosial dengan mengorbankan kebutuhan lain yang lebih utama.

Pernah suatu hari saya chat dengan teman lama saya seorang mahasiswa yang kuliahnya jauh dari orang tuanya, dia mengeluh dengan biaya buku dan fhoto kopi yang mahal, setelah beberapa saat ngobrol ketahuan jika dana pendidikan dari orang tuanya dibelikan untuk membeli paket langganansmartphonenya dengan koneksi internet yang berharga ratusan ribu perbulan. Yang lebih ironisnya adalah mengapa fhoto kopi sebesar 10 ribu lebih mahal daripada biaya penggunaan teknologi untuk berinteraksi dengan media sosialyang biayanya ratusan ribu perbulan.

Mengancam keamanan diri, tidak jarang saya membaca dan melihat di media sosial online atau media cetak korban dari pertemanan di media sosial yang secara umum tersebut adalah anak remaja yang masih labil, sebetulnya hal ini tidak akan terjadi jika penggunaan media sosial berada di bawah pengawasan orang tua agar tidak terjadi hal yang demikian. Peran orang tua juga penting dalam mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media sosial, gudget,dll agar anak tidak menjadi korban dalam menggunakan media sosial tersebut,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline