Lihat ke Halaman Asli

Overprotektif

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh : Wulandari

Sifat overprotektif adalah sifat orang untuk melindungi dan menjagasesuatu yang di sayangi secara berlebihan.Sifat overprotektif sering dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya,seorang pacar terhadap kekasihnya,dan dalam hubungan keluarga termasuk suami istri.Dapat saya katakan bahwa sifat overprotektif itu memang diperlukan dalam suatu kehidupan kasih sayang,mengapa?karena sifat overprotektif merupakan sifat untuk menunjukan seberapa besar kasih sayang yang diberikan kepada yang disayangnya dan sebagai simbol keharmonisan tetapi sifat overprotektif memiliki batasan–batasan tertentu sehingga tidak menimbulkan apa yang dikatakan sebagai overprotektif.

Ciri–ciri overprotektif biasanya adanya banyak larangan–larangan yang diberikan kepada kesayangannya yang mengakibatkan timbulnya kerisihan ( merasa sangat terganggu ) yang kemudian terdapatnya rasa kerenggangan biasanya seseorang itu akan mulai menjauh karena timbulnya masalah–masalah baru dan hingga akhirnya terjadi suatu pembrontakan,misalnya seorang melakukan hal-hal yang dilarang oleh orang tua,putusnya hubungan percintaan,dan adanya perceraian.Lalu bagaimana solusinya?Adanya mawas diri dari pihak overprotektif,maksudnya disini apakah yang dilakukan terlalu berlebihan apa tidak?Dengan alasan–alasan lebih banyak yang benar daripada yang salah.Sebelum memprotek seseorang kita harus tahu seberapa kemampuan dan seberapa besar masalah yang akan dia hadapi.Bila hanya masalah ringan sebaiknya jangan diprotek lebih baik diperingatkan agar lebih berhati–hati.Bila mendapati orang yang keras kepala lebih baik diperhatikan keluhannya,yang kemudian mencari solusinya,itu lebih baik dari pada kita harus memoroteknya.

Terus bagaimana bila kita yang terkena proteknya?Menghargai semua apa yang diprotek dengan merealisasikan terhadap diri, apakah tindakan yang dikatakan benar apa salah,berfikir sebelum melakukan tindakan dampak akibatnya sebelum membangkang.Apakah kita mampu melakukannya?Dan siap mengambil resiko apa yang akan terjadi selanjutnya,mungkin dimarahi,diputuskan atau memeutus hubungan.

Masa remaja merupakan masa yang sulit dimana terjadi pertumbuhan fisik dan pemikiran yang pesat dalam ukuran dan bentuk,serta perbedaan antara laki-laki dan perempuan mulai terlihat,sehingga masa remaja sering disebut masa kritis bagi kehidupan seseorang. Terdapat banyak usia mengenai batasan usia remaja, tetapi pada umumnya bevariasi antara 3 kategori,yaitu : remaja awal (ABG) usia 10–14 tahun,remaja madya usia antara 15–17 tahun,dan remaja akhir usia antara 18–21 tahun. Penyesuaian remaja terhadap situasi baru dapat menimbulkan masalah akibat masa transisi dari anak–anak menuju kedewasaan yang berlangsung begitu cepat seiring dengan perubahan–perubahan yang terjadi pada remaja.Dalam masa ini ada beberapa masalah yang sering terjadi dengan masa remaja contohnya kesulitan dalam hubungannya dengan orang tua,apa lagi dengan orang tua yang mempunyai sikap overprotektif terhadap anaknya sehingga menimbulkan banyak masalah terhadap anaknya, masalah kesulitan dalam hubungannya dengan orang tua merupakan masalah yang paling sering ditemui dan kerap kali yang menjadi inti yang mendasari munculnya masalah lain, gejala kesulitan hubungan orang tua dengan anaknya yang cenderung orang tuanya overprotektif terhadap anaknya di sebabkan kurang komunikasi antara anak dan orang tua sehingga menyebabkan kesulitan untuk mengerti dan memahami apa yang di inginkan anak dan orang tuanya.

Semua orang tua pasti ingin melindungi anak–anaknya dari dari hal–hal yang tidak diinginkan.Tanpa disadari,banyak juga orangtua yang cenderung overprotektif pada anaknya.Padahal hal ini cenderung memberi efek negatif pada anak.Anak bisa merasa bahwa dunia luar bukanlah tempat yang aman bagi mereka untuk bersosialisasi dengan yang lainnya.Atau anak bisa saja mengalami masalh prilaku atau emosional seperti cemas dan takut. Bahkan pada saat dewasa nanti mereka cenderung tidak percaya diri dan tidak mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline