Lihat ke Halaman Asli

adi susilo

pemerhati sosbud

Satu Abad NU Tantangan bagi Kaum Muda

Diperbarui: 7 Februari 2023   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Teriring puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, solawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya. Semoga kita semua mendapat syafaatnya besok pada ilaa yaumil Qiyamah, Aamiin.

Pada kesempatan ini kami ucapkan selamat harlah satu abad NU yang mana telah kita ketahui semua bahwa organisasi nahdlatul ulama sebagai salah satu benteng menjaga kebhinekaan bangsa Indonesia. Serta yang menghidupkan terus tradisi NU seperti menghidupkan majelis Yasin Tahlil hingga tingkat Rukun Tetangga. Menghidupkan budaya Islami seperti Hadrah, Rebana, Bantenan. Budaya Ngupati, mitoni, selamatan bancakan. Budaya menghitung hari matangpuluh, nyatus, mendak hingga nyewu. Melestarikan Muludan, Manakiban, Dzibaan, Rasulan.

Budaya budaya itulah yang digawangi Nahdlatul Ulama yang mana sejak berdirinya bukan sebagai kebangkitan jamaah tetapi kebangkitan berorganisasi atau berjam'iyah. NU beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah wal Jama'ah dalam bidang aqidah mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi. Dalam bidang Fiqh mengikuti salah satu dari Madzhap Empat ( Hanafi, Maliki, Syafi'I dan Hambali ). Dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam al-Junaid al-Bagdadi dan Abu Hamid al-Ghazali. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berazas kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Dari sisi organisasi terdapat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Majelis Wakil Cabang, Pengurus Ranting, Pengurus Anak Ranting. Dari pengalaman menggawangi NU ditingkat Kelurahaan atau Pengurus Ranting. 

Estafet atau menarik kaum muda menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam era kemajuan digital saat ini. Apalagi dalam mengisi dan memberdayakan Lembaga dibawah NU seperti Lembaga Pendidikan Ma'arif, Lembaga Da'wah, Lembaga Perekonomian, Lembaga Takmirul Masajid, Lazisnu, Lembaga Bahsul Masail. Apabila disandingkan dengan perkembangan jaman hingga usia satu abad masih tertinggal jauh dan perlu dibenahi. Kekurangan SDM yang handal atau miskinnya pengetahuan terhadap system manajemen sangat terasa.

Salah satu contoh program keanggotaan yang digagas melalui aplikasi system informasi NU ( Sisnu ) masih belum memuaskan. Klaim warga NU berjuta juta umat belum bisa ditunjukkan statistiknya melalui SISNU. Namun begitu ada tradisi di NU yang masih dipegang teguh adalah nderek Kyai, hormat kepadanya yang selalu mengajak kebajikan serta menghindari perbuatan sesat. Satu lagi pesan mbah Hasyim pendiri NU adalah siapa yang mau mengurusi NU saya anggap santriku. Siapa yang jadi santriku saya doakan khusnul khotimah beserta anak cucunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline