Ada pengalaman unik ketika menyisir pinggiran kota dengan kepadatan penduduk disekitar jalur Pantura Jawa H-10 jelang Hari Raya Idul Fitri. Ada salah satu gereja Katholik Santo Mikael menggelar Bazaar Ramadhan.
Di halaman gereja telah dibangun tenda untuk menggelar aneka barang kebutuhan pokok dan makanan yang disediakan untuk umat Islam dalam rangka memenuhi kebutuhan merayakan Idul Fitri. Masyarakat yang datang diketahui dari wilayah sekitar Gereja yang merupakan berdekatan dengan perumahan penduduk.
Di depan gereja telah terpasang spanduk sebagai informasi terdapat kegiatan bazar diperuntukkan kepada umat muslim penduduk sekitar atau siapa saja yang berminat.
Berbagai produk digelar yang merupakan barang dagangan dari para Jemaah gereja. Sedangkan dalam bentuk paket lebaran pengambilan dengan menggunakan kupon. Sepertinya kupon telah dibagikan kepada masyarakat sekitar melalui ketua RT agar tepat sasaran.
Pada kesempatan melihat bazar tersebut, ada MC yang menginformasikan tentang kegiatan bazar dan memperkenalkan satu per satu stand yang ada agar para pengunjung membelinya. Pria berkacamata sambil memegang mikropon tadi sepertinya pernah kenal dan bertemu dalam satu kegiatan pemberdayaan masyarakat beberapa tahun yang lalu.
Disela sela sang MC istirahat kami dekati dan kusebut namanya ternyata benar. Sang MC pun heran kok kami juga datang kesini, obrol punya obrol kami ucapkan salut dan baru pertama kali ini kami melihat ada gereja ikut menyambut saudaranya yang muslim untuk menyambut hari rayanya. Disampaikan nya juga bahwa setiap ada kegiatan keagamaan di gereja sini umat muslim juga membantu menjaga keamanan.
Menyaksikan pengalaman tersebut merupakan hubungan yang harmonis antar umat beragama, dimana pluralitas bangsa Indonesia salah satunya adalah keragaman dalam hal agama. Menumbuhkan saling pengertian antara sesama umat beragama oleh masyarakat setempat menimbulkan kesadaran diri setiap warganya sebagai satu kesatuan.
Bermula dari fitrah manusia sebagai mahluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari pengalaman tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya peran umat beragama dalam menciptakan sebuah tatanan social dan terbuka dalam menumbuhkan etika pergaulan antar umat beragama.
Kondisi ini mengingatkan adanya Piagam Madinah setelah Nabi Muhammad menjadi pemimpin di Madinah. Dimana piagam tersebut termuat prinsip prinsip kebebasan beragama, hak setiap orang untuk hidup, hak menjalani hubugan ekonomi dengan golongan lain, kewajiban partisipatif dalam mempertahankan peranan dan keamanan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H