Lihat ke Halaman Asli

adi susilo

pemerhati sosbud

Meneladani Sifat Rasul Melalui Karya Kyai Sholeh Darat

Diperbarui: 21 April 2022   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi / Tafsir Faidhur Rohman karya KH. Sholeh Darat

Banyak tokoh dunia maupun Indonesia  yang telah mengikuti jejak keteladanan Nabi Muhammad dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi para alim ulama sudah pasti perilakunya berpedoman pada keteladanan Nabi seperti pada massanya saat menyampaikan ajaran, sikap cerdas, dapat dipercaya dan jujur. Indonesia telah memiliki KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan KH. Hasyim Asy'ari pendiri NU. Dari kecerdasannya itu hingga sekarang ilmu yang telah diajarkan masih bertahan dan kokoh menjadi kekuatan dalam membimbing  ummat.

Sebelum kedua tokoh ini namanya meroket, ada lagi tokoh dari Jepara yaitu Kyai Sholeh Darat dimana Raden Ajeng Kartini berguru. Pada saat ngaji, RA. Kartini bertanya kepada Kyai Sholeh Darat terkait keinginannya ada tafsir Quran yang berbahasa Jawa. RA. Kartini menyampaikan bahwa  dengan belajar ajaran Islam dan ngaji Alquran yang telah diberikan bisa membuat hati menjadi tentram. Tentu hal ini akan menjadi bahan yang baik untuk menularkan kepada kaum perempuan lain yang ingin menuntut ilmu. Pertanyaan sekaligus tantangan tersebut membuat Kyai Sholeh Darat menangis haru. Lalu Kyai Sholeh Darat menjawab tantangan tersebut dan memohon doa restu Kartini untuk menyelesaikan tafsir  Al Quran yang berbahasa Arab menjadi bahasa Jawa.

Karena keberadaan  Belanda yang tidak memperbolehkan warga jajahannya mengerti isi kitab sucinya termasuk penerjemahan buku atau kitab kedalam bahasa Jawa. Maka Kyai Sholeh Darat mempunyai inisiasi untuk dilakukan pencetakan pertama kali di luar Jawa yaitu melalui sahabatnya di Singapura. Karya tersebut diberi nama Tafsir Faidhur Rohman yang merupakan pelopor tafsir berbahasa non Arab. Kitab tafsir Faidhur Roham fi Tarjamati Tafsiri Kalam Al Malik Al Dayyan dicetak oleh NV. Haji Usman Singapura tahun 1898 M.

Perjuangan Kyai Sholeh Darat menunjukkan salah satu sifat keteladanan Nabi Muhammad yaitu tabliq, menyampaikan ajaran Islam dengan menyesuaikan jaman yang telah berbeda namun secara esensi tidak meninggalkan pokok ajarannya. Dengan sejarah tersebut, kini keluarga dari keturunan Kyai Sholeh Darat tergerak melestarikan dengan mencetak ulang baik yang berupa buku dan berupa digital. Namun hingga kini karya Kyai Sholeh Darat tersebut belum ada yang menterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Tulisan menggunakan huruf Arab tetapi bunyinya dalam bahasa Jawa dikenal istitah Arab Pegon, memang agak susah terjemahannya karena bahasa jawa ada beberapa tingkatan dari ngoko, kromo, kromo inggil.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline