Lihat ke Halaman Asli

adi susilo

pemerhati sosbud

Sekilas Pengalaman Melayani Warga Tingkat RT dan RW

Diperbarui: 15 Oktober 2021   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santai di poskamling/Dokpri

Seperti kebanyakan warga lainnya, umumnya jadi pengurus RT akan dihindari dan menolak untuk dipilih memangku jabatan tersebut. Tetapi apa boleh buat dari desakan warga mulai dari pencalonan hingga pemilihan suara dan hasil perolehan hitungan suara mendapatkan terbanyak pemilihnya. 

Mau tidak mau melanjutkan estafet kepemimpinan wilayah dalam skala rukun tetangga yang membawahi 40 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 120 orang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. 

Melayani warga dari berbagai latar pendidikan serta strata kehidupan dan dalam berbagai profesi merupakan pembelajaran kehidupan praktek secara langsung.

Jabatan yang seharusnya 3 tahun berganti rupaya bisa sampai 9 tahun menjabat karena perhitungan suara selalu dibuat unggul setiap pemilihan RT berlangsung. 

Dalam perjalanan selama memangku tugas tersebut, tugas melayani administrasi merupakan rutinitas sehingga untuk mempercepat layanan yaitu meninggalkan tanda tangan terlebih dahulu dalam formulir surat keterangan untuk mempermudah warga memperoleh pengantar untuk selanjutnya dibawa ke Pak RW dan Kelurahan. Selaku warga pendatang menjabat posisi ini merupakan kehormatan untuk menjalankan amanah. 

Alasan sibuk tidak boleh dijadikan alasan dan semua warga mempunyai hak memilih dan dipilih. Beberapa kegiatan rutin seperti arisan, kerjabakti, peringatan malam 1 Suro, peringatan 17-an dan Halalbihalal merupakan program lanjutan dari para sesepuh pendahulu. Ide ide kreatif warga harus didorong agar bisa keluar yang selanjutnya ide tersebut diajukan dalam Musrenbang Desa. 

Termasuk terobosan hingga akses kepada lembaga lembaga tingkat kota untuk kepentingan pembangunan lingkungan warga. Pembangunan talud hingga pengaspalan jalan dapat terlaksana berkat kerjasama tim pengurus RT melakukan upaya penggalangan apalagi saat saat menjelang Pileg pada waktu lalu akan banyak calon yang merapat ke RT yang bisa dimanfaatkan dengan barter suara pemilih.

Selain layanan pengembangan lingkungan, peristiwa peristiwa sosial pun tak luput dilibatkan. Mulai mengatasi perselingkuhan warga, perceraian, penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja hamil beberapa kali bapaknya tidak jelas hingga sengketa usaha ikut terseret menjadi yang dimintai keterangan. 

Selanjutnya tugas lain semerti diminta bantuan menjadi penerima lamaran atau melamarkan warga yang akan menikah hingga sambutan sambutan setiap gawe warga tak luput melibatkan pak RT.

Dari lingkup RT ada juga pertemuan bulanan bagi para pengurus RT di tingkat RW. Di lingkup RW akan lebih luas wilayahnya dan umumnya dijadikan mitra Kelurahan sebagai kepanjangan tangan setiap informasi informasi yang harus disampaikan ke warga. Dalam pemilihan RW yang lalu sudah mencoba menghindar tetapi rupanya lagi lagi teman teman RT yang mempunyai hak suara berkolaborasi memilih.

 Sepertinya tugas tugas social ini menjadikan amal sodakoh tidak berupa uang tetapi sodakoh dengan tenaga dan pikiran. Selama periode ini bersama Tim tingkat RW berupaya memperbaiki infrastruktur balai RW seperti pengadaan kursi dan pembangunan atap balai agar fasilitas ini dapat dipergunakan oleh warga atau penyelenggaraan event tertentu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline