Jojon merupakan pelawak besutan Jayakarta Grup yang mempunyai warna tersendiri pada masanya dan mudah di ingat karena peran konyol dan blo on nya. Sedangkan Gepeng personil Srimulat dengan tagline " untung ada saya " yang sering berperan sebagai pembantu. Kalau Jojon kemunculannya dapat dinanti yaitu setiap malam minggu dalam acara Aneka Ria Safari yang disiarkan oleh satu satunya stasiun tv yaitu Televisi Republik Indonesia disingkat TVRI. Jayakarta Grup mendapatkan porsi lebih banyak tampil di TVRI sehingga hiburan satu satunya saat itu adalah televisi disusul radio yang membawa tokoh tokoh Jayakarta dikenal masyarakat. Usilnya Cahyono kerjai Jojon selalu menjadi topik pilihan dihampir setiap penampilannya. Sedangkan kelompok pelawak sebelumnya Kwartet Jaya sudah mulai meredup seiring ditinggalnya beberapa personil. Hanya Ateng dan Iskak yang masih diberi panggung oleh TVRI setiap acara minggu pagi dengan adegan punokawan.
Disamping panggung nasional terdapat juga pelawak dari daerah, saat itu cukup terkenal juga dari DIY yaitu Junaidi. Ke populerannya ditopang oleh siaran siaran radio dan juga melakukan rekaman melalui pita kaset untuk diputar pada acara kegiatan mantu dan sunatan oleh para idolanya. Generasi lawak berikutnya yang mendapatkan porsi siaran lebih banyak adalah Srimulat. Kelompok Srimulat para personilnya mampu tampil all out dipanggung. Sehingga banyolan nya cukup segar walaupun sering menampilkan posisi antara juragan dan pembantu. Posisi pembantu yang di emban oleh Gepeng mampu menaikkan pamor Srimulat dalam blantika lawak nasional. Itulah pelawak nasional pada masa lalu yang masih teringat hingga kini.
Dunia hiburan lawak seiring berkembangnya jaman dan adanya sentuhan inovasi telah difasilitasi oleh media melalui forum stand up comedi. Akan tetapi kemunculan lawak di daerah pun tak kalah populernya. Salah satu pelawak daerah yaitu Cak Percil dan Cak Yudo cukup dikenal masyarakat kawasan Tengah Jatim dan Jateng. Lawak ini dikemas dalam satu paket pagelaran wayang kulit dan tampil pada waktu goro goro. Kolaborasi antara dalang dan sinden dimanfaatkan penuh oleh Percil dan Yudo untuk mengocok perut penonton. Bahasa dalam lawakan disini yang dipakai umumnya menggunakan bahasa Jawa. Itulah beberapa pelawak yang dimiliki oleh dunia hiburan kita dan tentu para pelaku bisnis hiburan pasti masih kenal dengan Jojon dan Gepeng yang telah mendahului kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H