Lihat ke Halaman Asli

Sopan dan Cerdas di Rumah Sopan dan Cerdas di Jalan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah judul tulisan saya diatas bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari kita ? Saya tidak bisa menjawab dengan pasti. Tetapi paling tidak kalau  di rumah sudah dikenalkan dengan tatacara hidup yang baik dalam arti sopan, ketika di jalan masih ada kontrol diri, atau lebih tepatnya ketika akan melakukan sesuatu yang menyalahi aturan secara umum ada rasa ragu ragu , atau rasa bersalah bahkan rasa malu . Kejadian yang sering membuat saya geram ketika melihat orang  yang berlaku seenaknya di jalan diantaranya :

1. Menyerobot antrian, ketika berpuluh puluh mobil dengan sabar antri untuk memasuki lajur jalan karena jalan mengecil, tiba tiba dengan enaknya sebuah mobil mepet dan memaksa masuk antrian. Repotnya tidak semua orang bisa mengemudi bisa dengan trampil memainkan rem, persneling dan gas, akibatnya mobil yang tidak sopan tadi bisa masuk, tidak peduli klakson mobil yang bertubi tubi menolaknya.

Kalau pengemudi mengetahu sopan santun, sebelum melakukan penyerobotan antrian itu pasti ada rasa tidak enak di hatinya. Atau kalau dia harus terpaksa melakukan itu, dia akan membuka kaca mobil dan dengan isyarat tangan meminta ijin mobil di sebelahnya, kalau ada yang memberi jalan, baru dia masuk antrian.

2. Di negara yang tingkat disiplinnya tinggi, setiap berada di pertigaan yang tidak ada lampu lalu lintasnya, mobil akan berhenti dalam tanda tertentu, sehingga apabila ada mobil dari arah lain, tetap bisa jalan . Di negara kita, banyak orang tidak peduli, bahkan kalau ada mobil lain akan belok ke jalan tersebut tidak diberi jalan, dengan sengaja dia mepet mobil di depannya.

Rupanya selain sopan, diperlukan juga kecerdasan dalam berlalu lintas, sehingga bisa mengantisipasi  kapan harus berhenti dan kapan harus terus berjalan.

3. Belum lagi kalau ada kemacetan karena tiba tiba lampu lalu lintas mati, bukannya memikirkan cara supaya bisa berjalan bergantian, malah memikirkan dirinya sendiri , yang penting maju tanpa berpikir kalau dia maju akan tambah macet.

4. Berhenti di belokan jalan, secara peraturan juga tidak boleh, karena akan mengganggu mobil lain yang akan belok, tapi banyak orang tidak berpikir sampai ke situ.

5. Membuang sampah di jalan, ini yang paling menyebalkan, saya sering membunyikan klakson panjang kalau mobil di depan saya dengan santai membuka jendela dan membuang sampah di jalan. Bahkan  tidak jarang itu dilakukan dari mobil kelas menengah  yang harganya di atas dua ratus juta. Rupanya bisa membeli mobil mahal belum tentu mempunyai pendidikan yang baik .

Saya sendiri berusaha untuk berlaku dengan benar ketika di jalan, walaupun sering kesal dengan perilaku pengendara jalan yang senaknya itu. Semoga saya terus diberi kesabaran selama saya mengemudikan mobil saya , amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline