Lihat ke Halaman Asli

Berada di Jalan Allah dengan Zakat

Diperbarui: 8 Mei 2021   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nasihatsahabat

Banyak hal salah berkenaan dengan hadist dan ayat-ayat al-Quran. Terutama yang ditafsirkan oleh para radikalis dan intoleran di seluruh dunia. Mereka sering  memotong konteks ayat atau hadist sehingga tersisa ayat atau hadist yang kehilangan konteks.  Mereka akhirnya menyodorkan teks yang sering jauh panggang dari api, lalu ditampilkan dengan visual menarik di media sosial.

Ini bisa kita lihat jika melihat provokasi yang dilakukan oleh ISIS di berbagai platform media sosial. Mereka secara massif selalu mencitrakan bahwa hanya dengan berperanglah umat muslim baru bisa disebut dengan muslim sejati. Ajakan dan provokasi itu sering dibuat dengan gambar-gambar yang kelihatannya hebat banget. 

Penafsiran perintah Allah secara teks membuat banyak hal melenceng, sehingga membuat penafsiran berbeda soal negara, hubungan dengan pihak lain yang berbeda keyakinan, maupun soal bagaimana berjuang di jalan Allah. Mereka menggiring pemikiran umat Islam dengan penafsiran yang keliru dan mengakibatkan banyak orang tergoda untuk berjuang atau jihad bahkan menyucikan diri dengan cara salah. 

Ini kita bisa lihat saat melihat perbuatan pengebom banyak rumah ibadah di Indoensia, kontor polisi atau gedung-gedung usaha yang dimiliki oleh ekspatriat. Penafsiran keliru itu membuat pelaku Lukman dan istrinya dan seorang gadis dari jakarta Timur melakukan menyerangan di Mabes TNI. 

Banyak cara untuk dapat berada di jalan Allah dengan tepat.Caranya tentu saja baik dan tidak merusak tatanan agama itu sendiri maupun negara dan tatanan kemasyarakatan. Tidak perlu berada di jalan Allah dengan bom bunuh diri. Beberapa diantaranya adalah melakukan perintah Allah dengan menjaga hubungan baik dengan keluarga dan masyarakat setempat. Jangan memandang mereka sebagai musuh dan perlu diperangi. Jika diantara masyarakat itu berbeda keyakinan, harus dipahami benar bahwa kafir di konteks perang Badar dulu dan sekarang adalah berbeda, sehingga tidak perlu melihat itu secara teks dan memusuhi mereka karena mereka kafir.

Berpuasa dan bagi masyarakat yang mampu; melakukan zakat fitrah untuk kaum yang tidak mampu adalah yang lebih relevan untuk dilakukan pada zaman ini. Zakat fitrah adalah cara untuk menyucikan diri dengan cara berbagi. Melalui zakat fitrah, kita disadarkan bahwa membersihkan atau mensucikan diri itu dilakukan dengan cara mengasihi, peduli, dan membantu orang lain, dan bukan menyakiti atau melakukan bom bunuh diri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline