Lihat ke Halaman Asli

Melihat Proses Pembuatan Kertas, Tumbuhkan Tanggung Jawab Lingkungan Sejak Dini

Diperbarui: 25 Agustus 2016   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para siswa sekolah dasar menyaksikan video proses pembuatan kertas sebagai bagian dari edukasi lingkungan (Foto: dok.pribadi)

Saat ini, rasa tanggung jawab masyarakat Indonesia terhadap lingkungan masih tergolong rendah. Banyak orang belum menyadari akan pentingnya menjaga lingkungannya. Misalnya saja perilaku membuang sampah sembarangan yang masih kerap kita temui di banyak tempat.

Dalam hal ini, peran pendidikan sangat signifikan dalam mendukung perubahan perilaku masyarakat supaya tidak bersikap dan berperilaku merugikan lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh Sekolah Indonesia Heritage Foundation (IHF), yang mengajak anak didiknya berkunjung ke pabrik kertas milik APP Sinar Mas, PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), di Tangerang, Kamis (25/8/2016).

Di awal kegiatan kunjungan ini, sekitar 50 siswa-siswi kelas 3 Sekolah Dasar IHF terlihat antusias menyaksikan video tentang proses pembuatan kertas yang diproduksi oleh PT IKPP. Dalam sehari, pabrik seluas 28 hektar ini dapat memproduksi ratusan ton bubur kertas yang bahan bakunya berasal dari Hutan Tanaman Industri (HTI), menghasilkan sebanyak 80 jenis kertas. Kertas-kertas tersebut selain didistribusikan di pasar dalam negeri, juga diekspor ke 120 negara.

Sekolah milik Ratna Megawangi, istri Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang RI itu merupakan sekolah yang berfokus pada pengembangan karakter anak. Metode atau cara belajar mengajar anak didiknya berbeda dari sekolah reguler, yakni dengan memperbanyak materi yang begitu dekat dengan penerapan keseharian. Salah satunya dengan melakukan kunjungan ke pabrik kertas tersebut. Dan kebetulan, tema yang diangkat adalah tentang cinta lingkungan.

“Salah satu produk hutan adalah pohon dan kayu, bahwa proses pembuatan kertas itu panjang dan membutuhkan banyak pohon, harapannya setelah anak-anak melihat proses ini, mereka bisa lebih bijaksana lagi dalam menggunakannya,” ucap Rahmadona, selaku direktur eksternal IHF.

Direktur Eksternal IHF, Rahmadona menerima plakat dari direksi PT IKPP.

Selama ini proses pembelajaran di kelas bersifat tematik, jadi tema-tema yang dibuat lebih banyak berorientasi ke life skill, cinta lingkungan hidup, guna membangun karakter yang peduli kepada alam, dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan hands on activity—suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas serta menemukan sendiri suatu pengetahuan, sehingga menciptakan karakter yang kreatif dan mandiri.               

“Setiap kunjungan anak-anak memang selalu antusias seperti ini, jadi pembelajaran kita lebih menitikberatkan pada hands on activity di mana mereka bisa terlibat langsung, karena dengan melakukan mereka bisa mudah menerapkannya dalam kehidupan keseharian,” ujarnya. 

Setelah menyimak video tentang proses pembuatan kertas, anak-anak dengan didampingi para guru diajak berkeliling oleh jajaran pelaksana operasianal PT IKPP, mereka melihat secara langsung bagaimana proses produksi bubur kertas, lalu ke penyortiran, hingga packaging (pengemasan). Para staf pun dengan ramah menjelaskan dan menjawab pertanyaan siswa-siswi tentang proses produksi yang dilakukan di beberapa plant manufaktur PT IKPP.

Lokasi pembuatan bubur kertas.

Lokasi penyortiran kertas, para siswa diberikan penjelasan kertas yang layak dipasarkan dan yang tidak.

sekolahihf-pt-ikpp-5-57bf12cf8223bd774e14abc7.jpg

Senada dengan yang disampaikan Rahmadona, salah satu pengajar kelas 3, Ari, mengatakan bahwa kertas itu erat kaitannya dengan hutan, dan kebetulan pihaknya disambut baik oleh PT Indah Kiat Pulp and Paper untuk datang berkunjung. Para siswa juga bisa praktik langsung berkreasi dengan salah satu produk kertas besutan PT IKPP, KoKoru atau singkatan dari color corrugated paper sebagai salah satu wujud nyata hands on activity dalam keseharian mereka.

Berkreasi dengan KoKoru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline