Lihat ke Halaman Asli

Dream High Amatiran (Freak Girls)

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dream High Amatiran


Sebenarnya ni cerpen gue tulis di sela- sela gue ngerjain tugas, tapi berhubung gue lagi muak dengan tugas-tugas gue, ada baiknya gue menari- narikan tangan gue di atas keyboard yang saat ini gue lakukan.Gue gak ada bakat dalam membuat sebuah karya cerpen, tapi dalam minggu ini gue termotivasi dari seorang komedian*gak begitu terkenal sih*, tapi dia tu menurut gue orang yang teliti dengan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Sekarang dia seorang penulis terkenal, novel- novel karangan dia juga sudah banyak, kalo loe taw “Kambing Jantan” yang telah sukses difilmkan, itu adalah salah satu novel karya dia, kalo loe masih gak taw siapa dia, siap- siap gue sedang bawa beton ni.
Gue juga ngetik ni cerpen bukan kemauan gue, didalam pembuatan cerpen ni ada unsur paksa’an dari teman gila gue*semoga dia ikhlas gue bilang gila*, tapi memang bener kok, kami sekelompok geng gila, gila ketawa karena selalu mempraktikan penulis kesayangan gue Raditya Dika, gue terima kasih banget dengan beliau karena melihat karya dia gue ingin menjadi seperti dia. Mas Raditya bisa gak gue pinjam otak loe sebentar? Gue dan teman gila gue harus menulis cerpen minimal sebulan satu cerpen, dan niat itu kami lakukan karena kami ingin suatu saat kami bisa menjadi seperti penulis kesayangan kami.
Untuk cerita pemula gue akan menuangkan cerita tentang kehidupan keseharian gue dengan teman- teman gue. Kami tiga bersahabat*sebenarnya empat* tapi yang satunya jarang aktif dalam aksi gila kami, sebelum gue menceritakan sepanjang sungai amazon, ada baiknya gue menerangkan background gue, nama gue Kartika Ramayani Rajagukguk(marganya harus dipakai kalo gak bisa dimarahi saudara persusuan), gue menulis cerpen ini disaat gue semester 3 di salah satu Institut yang berada di Sumatera Utara yang menurut gue gak begitu terkenal*pak rektor, maafin gue*, dan gue tinggal disalah satu asrama yang tidak jauh dari kampus gue, nama asrama gue tu Al- Fata Dormitory(Pak, asrama kita eksis). Kayaknya itu saja dah cukup ya sebagai penulis pemula.
Mungkin sebagian dari readers berpikir, ni penulis narsis amat ya, gayanya dah kayak penulis beneran. Tenang, gue gak bakalan marahi loe, bahkan gue taw apa yang ada di dalam otak loe.
Gila! ini tulisan hancur banget”, ya kan?
Tapi gue bahagia kalo loe mencaci tulisan gue, dengan kritikan loe, gue bisa mencoba menulis yang lebih baik lagi, ada pepatah yang mengatakan “ Orang bijak adalah orang yang belajar dari kesalahannya sendiri, tetapi orang yang paling bijak adalah orang yang belajar dari kesalahan orang lain”, menurut loe gimana? Sungguh luar biasa bukan. Iya mungkin dengan kritikan loe gue bisa termotivasi untuk membuat cerpen yang lebih baik. Loe pasti mikir, ni penulis gila atau apa sih dari tadi cerita melulu, tapi cerpennya gak ada, jangan- jangan ni penulis manusia yang bego ya?
Penulis”Mungkin”!!!
*gubraak*.
Okokok, sebelum gue lanjut ke inti cerita pendek, gue mau memberikan sedikit pepatah” Jika loe gak bisa melakukan hal yang besar, lakukanlah hal yang kecil dengan cara yang besar”, ini suer gue ngutip dari coment dari teman gue yang sama gilanya dengan gue, seperti ini coment dia” Jika loe gak punya masalah yang besar, maka carilah masalah yang kecil dan besar- besarkan”, sekarang loe mikir, siapa yang paling bego??? SELAMAT BERPIKIR……..
#Sekumpulan Cewek Freek
Dream High!!! Jangan bilang sekarang yang ada di dalam otak loe” Dream High itu sejenis makanan apa ya, atau Dream High tu sejenis Binatang apa ya?”. Gue tau kok loe tu gak bego- bego amat, buktinya nilai Bahasa Inggris loe di atas di bawah 6*parah banget*, Syukurnya diantara loe taw Dream High tu apa? Jadi gue gak stres- stres amat. Dream High itu mempunyai arti Mimpi yang tinggi, mempunyai impian yang tinggi, pokoknya gitu lah, pahamkan maksud gue*ternyata beda tipis begonya*, Dream High juga diambil dari judul Drama Korea yang diperankan beberapa artis- artis korea yang sekarang ini lagi demam- demam korea, dengan istilah *Korea Wanna Be*, cerita gue ini ada berkaitannya dengan dua hal di atas yaitu mempunyai impian yang tinggi dan nama- nama dalam cerita ini diambil dari nama aktris- aktris yang ada di Drama Korea tersebut. Untuk info lebih lanjut berikut rinciannya*seperti layanan Telkomsel*:
Nurul Hilmah as Goo Hye Mi
Kartika as Kim Pilsuk
Rhaudatus as Yoon Baek Hee
Inilah teman- teman gila yang gue bilang tadi, bukan berarti kami gila jalan dipinggir jalan dengan membawa pakaian segumpal dan garuk- garuk kepala, bukan!!! Bukan itu!!! Tapi juga bukan ini! Jadi yang mana bego!!! Forget it. Suatu siang*sinetron banget*, kami bertiga duduk di bawah DPR bukan Dewan Perwakilan Rakyat dan bukan Dua Puluh Ribu, di sini DPR yang dimaksud adalah Di Bawah Pohon Rindang. Kami berbincang- bincang.
Eh!!! “Mata kuliah hari ini kan dah selesai, gimana kalo kita ke Gramedia”, kata pilsuk. Aduh pilsuk bukan nya gue gak mau, tapi uang gue lagi menipis, kan loe taw ni bulan tua” jawab Hye Mi, beasiswa dari kampung gue juga belum datang pilsuk” sambut Baek Hee, hmmmmm( pilsuk paham kondisi).
Aha!!! Gimana kalo gak kita ke Merdeka Walk(suatu tempat menjual buku- buku bekas), ya jalan- jalan aja daripada di kampus, boring, mau lihat cowok juga gak ada yang ganteng. Hmmm, kalo itu masih bisa gue pertimbangkan, hye mi sambil membuka tas melihat kondisi keuangan, Ok!!! Uang gue cukup kalo untuk pergi kesana, gimana dengan loe baek hee? Gue barusan dah bongkar- bongkar tas gue, dan alhamdulillah uang gue juga cukup,akhirnya kami bertiga sujud syukur di kantor Biro. Waktu berjalan 35 menit dan sampai di Merdeka Walk, dan ini yang paling gue gak suka, hye mi dan baek hee bener- bener bego dalam urusan menyebrang jalan, “ Pilsuk aku takut”, kata hye mi.. Aku juga, sambung baek hee. Memang kalian berdua ni ya, nyebrang aja gak bisa, gimana kalian mau nolongin nenek2 yang minta pertolongan kalian, dan ternyata kalian juga tidak bisa. Ok!! Ikut aku, kata pilsuk. Akhirnya pilsuk menggandeng teman- teman nya, hye mi di samping kiri dan baek hee di samping kanan. dan loe taw apa yang mereka lakukan setelah menyebrang, mereka berteriak” berhasil- berhasil, Hore!!!”, sumpah gue pingin ngecet muka, biar mereka tidak kenal gue, yang harus menerima nasib bahwa teman- teman gue adala freek. Tentu orang- orang disekitar kami melihat kami dengan gaya alay*kebayang gak sih*, dan beruntungnya kami gak punya malu*bukan gak punya kemaluan, bego!”, kami menanggapinya dengan gaya dan muka tanpa dosa*asyek*.. Sialnya ketika kami ingin bermain di taman, rezeki Tuhan turun dari langit dan membasahi bumi yang penuh dengan tanda tanya ini. Tadinya, yang jalan kami seperti anak yang baru disunat, sekarang berubah menjadi anak yang sedang ingin menggiring bola ke dalam gawang, dan akhirnya’ Gollllllllllll!!!”. Untung saja ketika hujan turun, kami berada di depan warung, dan kami memutuskan untuk berteduh dan duduk di warung tersebut. Melihat makanan yang ada di warung itu, kami berselera dan ingin membelinya, dan waktu itu, sudah masuk waktu makan siang. Gue gak nyangka di warung itu kita bisa mengambil lauk dan pauk sesuka hati kita, Gue dan Baek Hee memilih ayam, sedangkan Hye Mi memilih telur. Kita makan dengan lahap, gue dan hye mi tau kalo baek hee tu kalo makan sering gak habis, otak kami berdua berputar dan siap- siap merampas makanan baek hee dengan bringas,dan pada waktu yang bersamaan tangan gue dan hye mi sudah berada dalam piring baek hee dan menuju pada suatu objek, loe pasti taw, yupzz itu ayam. Baek hee geleng- geleng melihat tingkah gue dan hye yang kayak anak- anak, berebut ayam dan tidak punya malu, pada saat bersamaan ada cowok yang lagi beli nasi dan melihat gue dan hye mi, biasanya gue kalo ada cowok keren dan ganteng, pasti gue selalu keep image, tapi kali ini gue gak tergoda man, di depan gue ada ayam man, gara- gara loe gak dapat ayam, I am sorry Good Bye deh* mbak KD pinjam ya*.
Kita masih berada di warung karena masih hujan, dan kita suntuk gak ada kegiatan yang dilakukan, akhirnya kita memutuskan untuk berfoto- foto ria di dalam warung, gue taw pada waktu itu ibu yang punya warung kesel dan ketawa ngelihat kami, kesel karena dari tadi muka- muka kami aja yang dilihat, dan ibu itu tertawa melihat tingkah laku kami yang lucu, sumpah padahal kami gak ada buat yang aneh- aneh, padahal cuma foto- foto, dan menurut dia itu aneh*gue gak taw,dari sisi mana yang aneh*, barangkali bukan kami yang aneh, melainkan ibu itu yang aneh. Waktu itu jam menunjukkan 14.45, saat itu juga kita belum pada shalat sebelum Ashar, gue sih gak apa2 kali ya kalo gak sholat, karena masih hujan dan Allah pun mungkin maklum*durhaka banget ya gue jadi hamba*, namun teman gue Yoon Baek Hee itu taat banget, apalagi shalat termasuk wajib dilakukan, bukannya gue gak mau shalat, masalahnya Mushola dengan warung tempat kita makan itu cukup jauh, emang sih gak sampe 5 km, tapi walaupun 10m tapi hujannya deras pasti basah juga kan, bukan gue sok manja karena gue gakbisa terkena hujan, tapi pada saat itu bersin gue belum sembuh, takutnya ntar tambah parah. Tapi gue yakin kepada Allah, dan akhirmya kita menuju Musholla dengan berlari. Sesampai di Musholla kami meletakkan tas kami, dan satu- persatu diantara kami mengambil air wudhu’, setelah kami melaksanakan tugas kami, ketepatan pada saat itu teman gue Hye Mi membawa Note Booknya, dan dia membuka filr- filenya, dan disitu juga gue lihat StandUp nya Raditya Dika, sumpah gue ngakak setengah mati, gue gak perduli gue berada dimana yang penting gue ngakak sepuasnya. Sebenarnya kita mau ke Palladium Plaza untuk membaca buku di Gramedianya,namun karena sebentar lagi masuk waktu Ashar, akhirnya kita memutuskan pergi kesana setelah shalat Ashar. Setelah semuanya shalat, kami pun bergegas untuk pergi ke Palladium,hujan masih berjatuhan namun tidak sebanyak dan sederas tadi, dan kita memaksakan diri untuk pergi. Kita keluar dari area Merdeka Walk dan berjalan menuju Palladium. Karena Merdeka Walk itu bentuknya bundaran*kayak HI*, kita kebingungan dari jalan mana yang ke Palladium, sebenarnya ketika kita keluar dari area Merdeka Walk, kita hanya butuh jalan sedikit lagi untuk sampai di Palladium, namun akibat malu bertanya, kita jalan- jalan, dan akhirnya kita memutari bundara Merdeka Walk, di saat itu gue berinisiatif untuk bertanya kepada bapak- bapak yang ada disitu, dan beliau menunjukkan jalannya. Kita berjalan menuju Palladium dan masih gerimis, karena jalanan becek, kami angkat rok kami, dan ketika kami berjalan ada sebuah mobil yang kencang dari arah belakang, dan akhirnya kami terkena air becek, untung saja baju kami tidak basah hanya rok dan itu tidak terlalu fatal. Kita sampai di Palladium dan masuk, dan loe taw apa yang kami lakukan, kami jalan dan mencari kaca untuk bercermin, dan akhirnya kami berfoto ria kembali. Untuk kesekian kalinya kami tidak mempunyai rasa malu, padahal dibelakang kami ada satpam yang sedang berjaga, dia hanya senyum dan mungkin dalam hatinya dia bergumam” kasihan sekali mereka, datang kemari hujan- hujanan hanya untuk berfoto”.
Kita menuju lantai atas, karena tujuan kami ke Palladium bukan berfoto- foto melainkan mau ke Gramedia baca buku. Namun yang kami dapatkan hanya lah selembar kertas yang menempel dikaca, dan bertuliskan” Maaf, Pelanggan Gramedia Palladium Plaza, perlu kami sampaikan bahwa Gramedia Palladium pindah ke jalan Benteng, gue gak taw no berapa.” Sial banget kan, datang ke Palladium hujan- hujan, tempat yang dituju hanyalah ruang kosong. Eitsss, tapi tenang, bukan berarti kita putus asa, dan mencoba bunuh diri dari lantai atas ke bawah*gak mungkin dari bawah ke atas*, kita gak se- bego itu. Lagi- lagi kami berfoto ria,andaikan hp hye mi tidak lowbat mungkin sudah ribuan foto yang tersimpan di dalam memorinya, untung saja hp nya lowbat. Perlu gue jelasin, bahwa Palladium plaza itu tidak seperti plaza- plaza yang lainnya, yang penuh dengan toko- toko dan pengunjung. Yang ada hanyalah beberapa toko yang buka dan selebihnya tutup. Pengunjungnya juga bukan dari orang- orang pribumi, kebanyakan pengunjungnya manusia yang pelit banget untuk membuka matanya dan mempunyai kulit yang oriental.
Kita memutuskan untuk pulang karena waktu menunjukkan pukul 17.30, kita turun ke lantai bawah menggunakan eskalator. Untungnya, pas kita keluar dari plaza Palladium kita dapat angkot yang menuju ke rumah kita, jadi tidak harus menunggu lama. Gak di warung, gak di Mushollah, gak di plaza, di angkot juga kita membuat keributan. Gue taw ni ya apa di dalamhati pak sopir” Ribut kali sih tuyul- tuyul ini”, tapi tak apalah lumayan juga, kalo mereka gue turuninsayang dong Rp 7.500 lenyap begitu saja, gue juga butuh makan. Kita turun dari angkot dan berpencar. Gue se asrama dengan Baek hee jadi kita pulang bareng, dan Hye Mi pulang sendirian ke Kosnya. Walaupun melelahkan tapi kami tetap bahagia. Dan kesamaan diantara kita bertiga yaitu kita sama- sama perempuan dan kita ingin menjadi Penulis seperti Raditya Dika.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline