Lihat ke Halaman Asli

Kartika Rahmi

Educational Content Development

Sayangi Anak dengan Membangun Core Memory yang Berharga Selama Liburan Sekolah

Diperbarui: 25 Juni 2024   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-- liburan keluarga. (Freepik.com/happyfamily)

Setiap anak terlahir dengan keunikannya masing-masing. Menciptakan jejak-jejak luka di hati mereka bisa memupus harapan tentang pribadi yang cemerlang. Itu semua berawal dari bagaimana peran lingkungan menciptakan core memory.

Siapa nih dari Anda semua yang pernah nonton salah satu film animasi garapan Pixar berjudul Inside Out?

Film ini mengisahkan tokoh Riley, seorang gadis remaja yang harus merasakan perubahan hidupnya saat pindah ke San Francisco. Film ini berusaha menggali cara kerja pikirannya yang diumpamakan oleh lima emosi, ada emosi bahagia, sedih, marah, takut, dan jijik. Walaupun emosi manusia tidak terbatas pada lima emosi itu saja ya,

Emosi-emosi ini digambarkan seolah-olah memiliki ruangan pusat yang punya tugas penting dalam mengendalikan suasana hati dan pikiran. Dari suasana hati dan pikiran itu, maka terbentuklah perilaku Riley saat berinteraksi dengan orang lain serta menunjukkan cara Riley dalam menghadapi persoalan.

Beberapa adegan menampilkan serangkaian ingatan masa lalu dari si Riley. Kumpulan ingatan itu disebut dengan core memory yang punya nilai emosional dan bisa membentuk kepribadian seorang anak. Dengan core memory, anak bisa belajar untuk mengenal siapa dirinya dan bagaimana perilakunya.

Kepingan-kepingan ingatan yang terbangun pada anak tentunya akan sulit buat diperkirakan. Bukan hanya memori bahagia saja yang terkenang, tetapi juga memori sedih dan ketakutan bisa ikut memasuki perasaannya dengan begitu dalam. 

Memori-memori itu bisa hadir saat anak pertama kali masuk sekolah, belajar sepeda, bermain dengan kawannya serta peristiwa-peristiwa lainnya.

Lalu, seberapa penting core memory itu?

1. Core memory dapat berpengaruh pada kesehatan mental

Selama mengarungi kehidupannya, anak akan membentuk ingatan-ingatan yang dapat menjadi arsip di otak mereka. Ingatan ini yang kemudian akan memengaruhi emosi anak. Apabila ingatan-ingatan buruk yang dominan terbentuk, perasaan anak akan ikut menjadi negatif. Dia bisa merasakan marah, kecewa, sedih hingga dapat membuatnya stres, bahkan berujung pada depresi.

Dari luka yang tergores itu, bisa saja anak memiliki dendam untuk berambisi membenci dan membalas saat memiliki kesempatan. Dalam hal ini, tentunya orangtua menjadi garda terdepan agar anak tidak terlalu lama terjerumus dengan perasaan itu sebab ingatan memiliki peran penting dalam membangun respons anak dalam berpikir dan berperilaku.

2. Core memory dapat mengembangkan emosi anak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline