Lihat ke Halaman Asli

Kartika Putri

Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga

Tren Menikah atau Bahagia Sendiri pada Gen Z: Mana yang Lebih Baik?

Diperbarui: 4 Juni 2024   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menikah adalah salah satu hal wajar yang dilakukan dua manusia untuk mengikat hubungan satu sama lain. Banyak yang memilih untuk mengikat hubungan mereka ketika umur sudah matang, namun tidak sedikit yang melakukannya sedini mungkin. 

Namun saat ini, terdapat tren pada kalangan gen Z untuk tidak menikah bahkan tidak mempunyai anak. Benarkah menikah membawa dampak buruk, atau bahagia sendiri merupakan tren yang baik untuk diikuti?

Keputusan Menikah atau Tidak di Mata Gen Z

Saat ini, Gen Z telah memasuki kehidupan sosial di masyarakat. Banyak pola pikir yang berbanding 180° dari apa yang dipercayai turun temurun, salah satunya tren tentang pernikahan. 

Banyak hal yang menghambat manusia, khususnya di Indonesia, untuk menikah: adanya kekerasan dalam rumah tangga, banyaknya kasus perceraian, rentan untuk mengalami perselingkuhan, hingga berujung pada kematian salah satu pasangan.

Hidup bahagia sendiri sekarang menjadi opsi yang mulai dilirik. Meski tidak secara gamblang, banyak orang yang menentang keharusan seorang anak untuk menikah. Tren hidup sendiri tidak bisa lepas dari sisi negatif dari sebuah pernikahan. Selain itu, tak jarang yang memilih untuk belum mau menikah atau tidak menikah sama sekali karena kurangnya kesiapan, baik secara moral maupun material.

Opini tentang Pernikahan Dini

Pernikahan dini merupakan salah satu peristiwa yang sedang diamati oleh Gen Z saat ini. Banyak pro dan kontra apakah pernikahan dini merupakan suatu hal yang baik atau justru membawa malapetaka. Sudah banyak orang, terutama Gen Z, yang sudah melek akan informasi seputar hak yang bisa didapatkan dan kewajiban yang harus dijalankan sehingga banyak hal yang bisa dipelajari mengenai pernikahan dini.

Gen Z banyak yang menyutujui bahwa pernikahan adalah tentang kesiapan dua manusia dalam beradaptasi dan membuat kebiasaan baru. Menikah berarti menyatukan dua keluarga. Kedua mempelai harus siap, baik secara mental, kesehatan, finansial, dan kebutuhan tambahan lainnya yang muncul seiring berjalannya proses dalam berkeluarga.

Menikah bukan hanya bertujuan untuk memuaskan hawa nafsu dan memperbanyak keturunan, namun juga memenuhi secara batin dan material. Pernikahan dini banyak merugikan karena berkaitan dengan ketidaksiapan secara biologis maupun mental dari pasangan calon.

Childfree di Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline