Rumah ini belum memiliki banyak perabot. Ibu hanya membeli kompor beserta perlengkapan masak dan makan, meja makan, kasur, kulkas dan telepon.
"Ayah nanti saat ke sini mau beli TV," kata Bulan sambil mencuci piring. "Mbak dan aku tidur berdua di kamar bawah. Mbak Milah sendiri di lantai atas. Tapi nanti waktu eyang datang, kita tidur bertiga. Eyang males naik turun tangga, takut jatuh," lanjutnya lagi.
Selesai membereskan meja makan, kami bertiga duduk di lantai. Aku memperlihatkan dan menceritakan cerita di balik foto yang ada di album foto.
Mereka berdua tertawa keras mendengar ceritaku bersama Kang Xi Ka, DX, Shidd, dan Shotaro dan menangis ketika ceritaku beralih ke keluarga pak Ma dan pak Xie.
"Ma bersaudara itu sungguh hebat!" puji Bulan.
"Iya, berkat kerja keras berkerja membantu memajukan sesama walau hidup susah. Mereka bekerja membagi ilmu dengan mengajar anak dan orang tua yang buta huruf dan tidak bisa berhitung tanpa minta bayaran. Orang yang mereka ajari juga susah tetapi, tetap ingat balas budi. Makanan dan bahan makanan yang diberi para murid itu diambil secukupnya oleh mereka lalu dibagi ke orang yang juga membutuhkan " jawabku panjang lebar. "Intinya kita meski susah harus tetap ingat ikhlas berbagi. Berbagi itu akan mempermudah jalan hidup kita," tekanku.
"Hebat sekali kisah orang-orang yang kamu temui di sana," komentar kak Milah. "Kamu setahun di sana memiliki sahabat menyenangkan seperti mereka berempat lalu, bertemu orang kita yang sukses dan makan di toko kue legendaris bersama pemilik yang merupakan figur publik. Sungguh pengalaman yang mustahil dialami oleh oleh orang kebanyakan," lanjutnya dengan mata berbinar.
"Iya, benar! Mbak Bintang hebat sekali! Aku kagum," puji Bulan.
Komentar mereka membuatku tertawa kecil.
"Aku juga tidak mengerti kenapa jalan hidupku saat di sana bisa membawaku bertemu mereka," kataku sambil mengingat satu persatu wajah mereka yang kutemui saat di Tiongkok.
Menceritakan kembali cerita di balik foto itu membuat waktu berlalu dengan cepat tanpa tidak terasa sama sekali.