Lihat ke Halaman Asli

MK

Cahaya Bintang

Dr Terawan vs Galileo Galilei

Diperbarui: 16 Juni 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Wikipedia & Detik.com

Ketenangan penduduk bumi yang memuja bumi mendadak terusik oleh pemikiran ilmuwan Italia bernama Galileo Galilei di abad ke-15, yang memutar balik pandangan umat manusia terhadap matahari.

"Bukan matahari yang mengelilingi bumi, tapi bumi yang mengelilingi matahari."

Pemikiran dan keyakinan Galileo yang sangat kuat itu membuat berang masyarakat dan otoritas agama katolik karena dianggap menghina keyakinan gereja bahwa,"bumi adalah pusat alam semesta". 

Galileo Galilei pun dijatuhi hukuman tahanan rumah hingga akhir hayat. Tetapi, tahun 1992 pihak gereja katolik di bawah kepimpinan Paus Yohanes Paulus ke-2; secara terbuka meminta maaf telah menjatuhkan hukuman yang salah. Nama baik Galileo Galilei pun dipulihkan  dan diakui sebagai ilmuwan. 

Perlu waktu 4 abad untuk melihat kebenaran.

Cerita pun berganti ke abad-21 di Indonesia.

Kemunculan vaksin Nusantara buah pemikiran dr. Terawan Agus Putranto, membuat resah beberapa pemangku kepentingan. Entah resah vaksin tidak memiliki efektifitas atau resah bila efektif sehingga... (silakan isi sesuai keinginan sendiri)

Penulis tidak memiliki latar belakang ilmu kesehatan sehingga tidak paham benar sel dendritik. Namun, penjelasan bahwa sel dendritik adalah tentang diri sendiri, yaitu vaksin nusantara akan beri reaksi sesuai kondisi tubuh masing-masing maka menurut pendapat pribadi penulis tidak ada yang salah untuk diedarkan.

Penulis memiliki riwayat asma dan alergi berat, tapi sudah terkontrol. Walau begitu, saat terkena flu, pilek, batuk tidak bisa minum obat seperti yang lain. Antibiotik anti diminum karena bikin lama sembuh. Dosis pun harus dosis anak-anak yang agak tinggi tapi tidak setinggi dewasa padahal sudah dewasa.

Penulis waktu awal tinggal di Jepang sampai harus gonta-ganti dokter, obat, hingga rumah sakit karena ketidakcocokan obat padahal diagnosis penyakit selalu benar. Hingga akhirnya berhasil dapat dokter yang mau mendengar serta berpikir ekstra keras padu padan obat berdasarkan riwayat obat dan efek samping yang penulis konsumsi dari dokter yang lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline