Lihat ke Halaman Asli

Kesehatan Mental Dampak COVID-19

Diperbarui: 22 November 2024   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama:Afifah Nur Azizah

Nim:2310901092

Pandemic covid-19 dan tantangan kebijakan kesehatan mental di Indonesia

 

Artikel ini membahas tentang dampak covid-19 terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia dan tantangan yang dihadapi untuk merumuskan kebijakan kesehatan mental yang efektif,pandemic covid-19 mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti hal nya kesehatan fisik,mental,ekonomi. Hal ini memicu peningkatan kasus gangguan mental,seperti kecemasan,depresi dan stres.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tantangan dalam pengelolaan kesehatan mental selama pandemik dan memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat untuk mengatasi system kesehatan mental di Indonesia

Teori jurnal ini mengangkat teori Health Belif Model(HBM) digunakan untuk memahami perilaku kesehatan individu berdasarkan sudut pandang resiko dan manfaat tindakan kesehatan. Model ini mencakup enam komponen

  • Precived susceptibility(kerentanan yang dirasakan)
  • Sejauh mana individu merasa rentan terhadap suatu penyakit atau kondisi.
  • Pandemi covid-19 meningkatkan kesadaran masyarakat akan kerentanan terhadap gangguan mental akibat tekanan sosial dan ekonomi namun saja sebagaian masyarakat cenderung meremehkan dampak gangguan mental.

  • Perceived severty(keseriusan yang dirasakan)
  • Pandangan tentang seberapa serius dampak penyakit tersebut.

  • Precived benefits(manfaat yang dirasakan)
  • Keyakinan bahwa tindakan tertentu dapat mengurangi resiko atau dampak penyakit.
  • Hambatan signifikan meliputi:
  • Manfaat layanan kesehatan mental,seperti konseling di puskesmas bersama psikolog lebih dikenal luas selama pandemi covid-19 ini menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental.



  • Precived barriers(hambatan yang dirasakan)
  • Presepsi yang mengenai hambatan yang mencegah seseorang mengambil tindakan kesehatan.
  • -Stigma sosial,banyaknya masyarakat yang tidak mau mencari bantuan karena rasa takut dicap negative.
  • -Keterbatasan akses kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan terutama di daerah terpencil.
  • -Biaya,layanan kesehatan mental yang masih dianggap mahal



  • Cues to action(isyarat untuk bertindak)
  • Factor-faktor yang memotivasi seseorang untuk mengambil tindakan kesehatan.
  • Pandemic covid-19 mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental,namun kurangnya kempanye menyebabkan kurangnya efektivitas isyarat ini


  • Self-efficacy(keyakinan diri)
  • Keyakinan individu terhadap kemampuan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
  • Banyak nya individu yang merasa tidak percaya untuk mengelola kesehatan mental mereka sendiri atau mencari bantuan professional,hal ini dipengaruhi rendahnya literasi kesehatan mental di masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline