Lihat ke Halaman Asli

Esensialisme Pendidikan

Diperbarui: 15 Mei 2020   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagaimana kabar para readers hari ini?? Semoga sehat selalu yahh kali ini saya akan berbagi ilmu mengenali Flashback or Throwback to last time. Yups bisa juga disebut dengan Esensialisme.
  Esensialisme berasal dari kata "esensial" yang berarti pokok atau inti dan "isme" yang berarti aliran. Esensialisme merupakan aliran yang menguak sebuah teori yang menggunakan teori-teori terdahulu kembali kepada budaya yang dulu yang telah memberikan banyak bukti manfaat untuk makhluk hidup. Esensialisme didasari oleh idealisme dan realisme yang masih bersangkutan dengan humanisme (keduniawian).
  Menurut nya, warisan budaya (teori terdahulu) merupakan nilai yang tumbuh secara berangsur-angsur dan dapat teruji dalam perjalanan waktu yang menghasilkan gagasan bersifat absolut. Hal ini dapat diartikan, tidak membuat kita hanya fokus secara progresif saja maupun throw back/ flashback saja, namun ada kesinambungan antara keduanya dimana dapat sangat membantu kita untuk lebih progresif tanpa menghilangkan sesuatu yang lampau. Bahkan throw back itu sendiri dapat dijadikan sebagai acuan untuk kita. Hal ini bisa kita lihat dari implementasi guru. Guru dituntut untuk menggunakan metode yang progresif mengikuti perkembangan zaman dan anak. Dimana zaman modern ini anak dituntut untuk mengimplementasikan sistem HOTS (Higher Order Thinking Skill) dimana siswa tidak hanya mendapat ilmu dari guru melainkan mencari dari pengalaman pembelajaran yang mereka miliki, Namun hal tersebut tidak membuat guru melupakan Asas pendidikan dimana guru masih menjadi panutan, motivator, dan penengah untuk siswanya.
  Esensialisme ini memiliki beberapa prinsip di dalam dunia pendidikan, diantaranya :
  1. Menghasilkan nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama (absolut) dengan stabil.
  2. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha atau upaya yang keras dan tidak begitu saja timbul dalam diri siswa
  3. Inisiatif dalam pendidikan yaitu terletak pada guru bukan pada murid,karena murid hanya mengikuti perintah dari guru dan guru merupakan pemimpin atau orang yang berpengaruh didalam kelas.
  4. Sekolah harus mempertahankan metode2  tradisional dengan disiplin mental.
  Aliran ini diprakarsai oleh beberapa filsuf pendidikan salah satunya adalah Johan Frederich Frobel, bahwa pendidikan itu memandang peserta didik sebagai makhluk yang kreatif. Dan menurutnya tugas pendidikan adalah memimpin peserta didik ke arah kesadaran diri sendiri yng murni dan sesuai fitrah kejadiannya.
  Sekian artikel untuk Minggu ini
  Jangan lupa untuk like dan comment yang menjadi kritik saran agar penulis lebih semangat lagi untuk berbagi ilmu. Semoga bermanfaat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline