Lihat ke Halaman Asli

Aku adalah Subjek

Diperbarui: 1 Mei 2020   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baik, sebelumnya kita telah mengenal mengenai filsafat Pragmatisme. Kali ini saya akan membahas mengenai manusia ditempatkan menjadi subjek dalam apa yang dilakukannya. Pembahasan ini juga disebut dengan Aliran Eksistensialisme. 

Aliran eksistensialisme merupakan aliran yang mengutamakan keberadaan manusia bebas dalam menentukan  pilihannya, apa yang dia utarakan, menunjukkan siapakah dirinya dan juga akan bertanggung jawab atas apa yang dia pilih.

Dalam pandangan pendidikan, Aliran eksistensialisme dapat di gambarkan melalui tujuan pembelajaran dimana siswa dapat bebas menunjukkan kreatifitas yang dia miliki, berani mengungkapkan pendapatnya sehingga keberadaan dalam lingkungan sosial dapat terlihat. Oleh karena itu partisipasi guru sebagai fasilitator guna menjembatani motivasi siswa agar tidak takut untuk bereksistensi terhadap sekitarnya.

Ada beberapa tokoh filsuf yang menganut Aliran ini dimana mereka memiliki perbedaan pendapat, diantaranya :

Soren Kierkegard 1813-1855

menurutnya, eksistensi (manusia) adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu perbuatan yang harus dilakukan setiap orang bagi dirinya. Pemikirannya ini muncul diakibatkan sebagai reaksi pemikiran pemikiran sebelumnya dimana filsuf terdahulu hanya mengedepankan dan fokus pada teoritis dan konsepsi saja. Hal ini berarti, segala sesuatu yang benar dilihat dari segi objek saja. 

Menurut soren hal itu tidak benar. Menurutnya ketika ada pengaktualisasian dalam diri manusia itu sendiri dari teoritis dan konsepsi yang didapat berupa refleksi objektif dalam upaya menemukan kebenaran obejktif itu sendiri. Jadi kebenaran itu tergantung dari apa yang kita rasakan.

Berbeda dengan Martin Buber, menurutnya nilai eksistensi manusia itu sendidi tidak melulu dari individual melainkan dari relasi relasi yang didapatkan dari luar individu itu sendiri seperti relasi dengan benda benda sekitarnya dan relasi antara manusia dengan Tuhan. 

Jadi ada berbagai macam pemikiran tokoh aliran ini dimana eksistensi itu sendiri dapat muncul dari diri indivudual dan juga sesuatu yang eksternal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline