Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa PMM UMM Gencarkan Sosialisasi Bahaya Penyebaran DBD Serta Cara Pencegahannya

Diperbarui: 25 Juni 2021   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Demam dangaue merupakan penyakit yang paling banyak di temukan di daerah tropis. Penyakit ini sangat popular pada saat musim penghujan, karena nyamuk penyebar virus dangue dapat hidup pada suhu yang relative rendah dan kelembapan udara yang tinggi. Hal itulah yang menyebabkan penyakit ini lebih popular pada saat musim hujan dibanding musim kemarau, di Desa Arjowinangun sendiri angka masyarakat yang terkena DBD mencapai 10 orang. Penyuluhan ini diadakan secara door to door antar rumah masyarakat Arjowinangun rt/02 rw/08. 

Mahasiswa PMM UMM dalam kegiatan penyuluhan ini menerangkan bahwasanya DBD merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang berbahaya dan juga penyebaran wabahnya cepat dan dapat menyebabkan kematian.

dokpri

Kemudian dijelaskan pula, untuk pencegahannya, tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit DBD, pencegahan utama demam berdarah terletak pada pemberantasan vektor nyamuk DBD. Pemberantasan sarang nyamuk DBD adalah kegiatan pemberantasan telur, jentik dan kepompong nyamuk DBD di tempat-tempat pembiakannya.

Lebih lanjut pencegahan dan pengendalian penyakit DBD di desa perlu dilakukan dengan komitmen bersama-sama antara Pemerintah Desa dengan warga masyarakat seperti program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui cara 3M Plus terdiri dari (M)enguras, (M)enutup, dan (M)emanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk, (Plus) yaitu disertakan dengan kegiatan pencegahan lainnya seperti menabur bubuk larvasida/abate pada tempat penampungan air, menggunakan kelambu, menggunkan lotion anti nyamuk, dan memelihara ikan pemangsa jentik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline