Lihat ke Halaman Asli

Kartika Tjandradipura

Co-Founder Writing for Healing Community

Humor: Vitamin Jiwa di Tengah Badai Kehidupan

Diperbarui: 19 Desember 2024   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber: Pixabay/ RobbinHiggins)

Apa persamaan antara humor dan payung? Keduanya tidak bisa menghentikan hujan, tapi bisa membuat kita tetap kering dan tersenyum. 

Humor adalah pelindung emosi, terutama dalam kehidupan yang kadang terasa seperti episode sinetron tanpa akhir. Namun, apa sebenarnya peran humor bagi kesehatan mental dan hubungan kita dengan sesama?

Dari sudut pandang psikologis, humor tidak sekadar menjadi hiburan ringan, tetapi juga senjata ampuh melawan stres. Penelitian dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa tertawa dapat mengurangi produksi hormon stres seperti kortisol dan meningkatkan pelepasan endorfin, senyawa yang membuat kita merasa bahagia. 

Bayangkan tubuh Anda seperti komputer. Stres adalah virus yang mengganggu sistem, dan humor adalah antivirus yang menjaga agar semuanya tetap berjalan lancar.

Tidak hanya itu, humor juga membantu mempererat hubungan interpersonal. Anda mungkin pernah mendengar ungkapan, "Pasangan yang tertawa bersama, tetap bersama." 

Penelitian oleh psikolog sosial Jeffrey Hall menunjukkan bahwa humor bersama pasangan menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat. Humor dalam hubungan berfungsi seperti pelumas mesin, mengurangi gesekan dan menjaga kelancaran interaksi.

Namun, tidak semua humor diciptakan sama. Ada humor yang membangun, ada pula yang destruktif. Humor yang membangun, seperti lelucon ringan atau ironi tentang kehidupan sehari-hari, bisa menjadi jembatan emosional. 

Sebaliknya, humor yang destruktif, seperti sarkasme atau ejekan, lebih seperti jurang yang memisahkan. Dalam konteks ini, humor adalah pisau bermata dua: bisa menyembuhkan, tapi juga melukai.


Dalam lingkungan kerja, humor bahkan bisa menjadi alat manajemen konflik. Ketika bos Anda melontarkan lelucon tentang meeting yang terlalu panjang, itu mungkin bukan sekadar humor, tetapi juga cara untuk meredakan ketegangan. 

Penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa humor di tempat kerja meningkatkan produktivitas dan menciptakan suasana yang lebih inklusif. Namun, perlu diingat, timing dan konteks adalah segalanya. Lelucon yang salah tempat bisa lebih merusak daripada membantu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline