Pernahkah Anda terbangun oleh alarm pagi yang membangunkan dengan suara "BEEP! BEEP! BEEP!" yang membuat jantung serasa pindah ke tenggorokan? Kalau ya, berarti Anda termasuk normal.
Alarm pagi sering kali lebih menyerupai sirine darurat ketimbang panggilan lembut untuk memulai hari. Tidak heran jika banyak dari kita lebih memilih risiko dimarahi atasan daripada mendengar alarm berulang kali. Tapi, kenapa suara kecil itu begitu mengganggu hingga membuat kita stres?
Mari kita bahas efek psikologis dan biologis yang terjadi di balik bunyi "beep" tersebut, sambil mencoba menjawab pertanyaan: apakah ini benar-benar salah alarm, atau kita saja yang terlalu lelah?
Apa yang Terjadi Saat Mendengar Alarm?
Ketika alarm berbunyi, tubuh kita bereaksi dengan cara yang sama seperti menghadapi ancaman. Sistem saraf simpatik---yang bertanggung jawab atas respons "fight or flight", langsung aktif. Detak jantung meningkat, otot menegang, dan adrenalin melonjak.
Tubuh Anda seolah berkata, "Ada singa di belakang pintu kamar!" meskipun kenyataannya hanya bunyi ponsel yang tak berbahaya.
Mengapa Alarm Begitu Mengganggu?
Psikologi berbicara bahwa suara mendadak seperti alarm memicu rasa panik karena tidak memberi waktu bagi otak untuk beradaptasi.
Bayangkan sedang berjalan santai di taman lalu tiba-tiba diguyur air dingin, itulah perasaan mendengar alarm. Lebih parah lagi, suara repetitif seperti "beep" memanfaatkan sensitivitas otak terhadap pola yang berulang, sehingga semakin sulit diabaikan.
Penelitian menunjukkan bahwa bunyi alarm yang keras atau tajam, dibandingkan nada lembut seperti musik, meningkatkan tingkat kortisol (hormon stres) di pagi hari. Studi dari Australian National University menyatakan bahwa nada alarm yang lebih melodius dapat mengurangi efek stres dan membuat kita bangun dengan suasana hati lebih baik.
Bagaimana Suara Alarm Mempengaruhi Mental Kita?
Alarm yang agresif bisa memberikan awal hari yang buruk. Bila hari Anda dimulai dengan panik dan jantung berdebar, tentu saja suasana hati menjadi kacau. Lebih jauh lagi, efek ini dapat merusak produktivitas karena otak butuh waktu lebih lama untuk "pulih" dari rasa panik tersebut.
Lucunya, bagi beberapa orang, stres akibat alarm ini terasa lebih mengerikan daripada risiko datang terlambat ke kantor.
"Lebih baik kena marah bos daripada hidup seperti di medan perang setiap pagi," kelakar seorang teman yang sudah tiga kali mengulang bunyi alarmnya pagi ini.