Sebagai orang yang cinta berat dengan kota Palembang, buat healing itu gak perlu jauh-jauh. Ini bukan cuma persoalan budget, Kawan. Tapi soal waktu yang tepat.
Healing nunggu waktu libur, ya stressnya makin jadi aja. Ah apalagi akan rempong lelah di perjalanan dan ngurusin rencana perjalanan dan akomodasi, belum lagi ditambah ditagih oleh-oleh karena sudah pergi keluar kota.
"Halah, apa yang bisa dinikmati sungai sekecil itu?", mungkin akan ada komentar seperti itu.
Percayalah, jangankan yang berada di luar kota Palembang. Orang-orang yang berada di Palembang yang hanya mengira Sungai Musi itu hanya yang berada di dekat jembatan Ampera, dan adik-adiknya Musi IV dan Musi VI, akan mengira sungai ini begitu kecil,
Jangankan jelajah dari hulunya, saat kita jelajah aliran Sungai Musi yang bermuara ke Selat Bangka. Kita akan serasa berada di bentangan "laut" air tawar, hanya tampak air seluas mata memandang.
Jika waktunya cukup memadai saya memang gemar bermain ke area Musi Banyuasin atau Ogan Komering Ilir. Menyusuri sungai dengan speedboat dengan terpaan angin yang menampar lembut wajah menjadi pelepas endorpin alami.
Tetapi, jika sedang diburu dengan beban kerja dan waktu yang mepet. Cukup jelajah Musi di seputaran jembatan Ampera.
Ada banyak destinasi wisata dalam kota Palembang yang dapat dinikmati dengan jelajah musi. Startnya bisa dari Benteng Kuto Besak atau Dermaga Bekang, Sekanak atau jika menyewa bisa dimulai dari plaza pasar 16 Ilir. Pasar tradisional yang tengah ditata tampil lebih modern.
Sambil menunggu, kita bisa ngopi dulu di warung kopi,di Pasar 16 Ilir sekarang juga ada cafe dengan biji kopi pilihan dari wilayah Bukit Barisan Sumatera Selatan, Agam Pisan nama cafenya.
Ada beberapa destinasi yang dapat dipilih mulai dari Pulau Kemaro (Kembaro), Kampung Arab Al Munawar, Rumah Baba Boen Tjit, hingga Masjid Muara Ogan yang menyimpan cerita sejarah yang terkadang dibumbui urban legend yang menarik untuk disimak.
Pulau Kembaro