Palembang, salah satu kota tertua di Palembang sudah seharusnya menjadi kota tujuan wisata sejarah. Banyak sejawarahwan yang mengklaim sesungguhnya peradaban Palembang, telah ada jauh sebelum Sriwijaya ada.
Kesultanan Palembang pun memberikan catatan sejarah yang cukup epic di perlawanan terhadap kolonialiasi. Bahkan, untuk memberanguskan sisa-sisa kejayaan Kesultanan Palembang, kolonial Belanda mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Bukan hanya untuk perang, tetapi membangun kota pemerintahan dengan gedung-gedung megahnya yang dapat dilihat sampai sekarang.
Alangkah sayangnya jika potensi wisata sejarah ini justru tidak dinikmati warganya sendiri.
Kebiasaaan Aneh, Pura-Pura Jadi Turis
Keluarga kecil kami memang dari dulu punya kebiasaan yang seringkali dipandang aneh. Jangankan oleh keluarga besar kami. Bahkan driver taksi yang mengantarkan kami juga sempat terheran-heran dengan kebiasaan kami ini, menjadi turis di kota sendiri.
"Asalnya dari mana, Bu, Pak?" pertanyaan ramah dari driver yang mengantar atau menjemput kami dari museum atau dari hotel.
Iya, karena kami memang biasa menggunakan taksi daring, bahkan saat menjadi turis di kota sendiri pun pasti menggunakan taksi online. Tidak mengendarai motor seperti kebiasaan kami sehari-hari.
Namanya juga sedang jadi turis, kan ini healing. Jadi harus optimal dong, agar pleasure sebagai turis tidak berkurang.
Bahkan, demi pleasure juga kami serinngkali lupa mengabadikan momen. Biarlah terekam dan tersimpan dalam locus memori yang tak lekang oleh waktu.