Lihat ke Halaman Asli

Kartika Kariono

Ibu Rumah Tangga

Kojima, Perisai Super Hadapi Puasa di Tengah Pandemi

Diperbarui: 20 April 2021   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

"Sumber dari penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat" 

(Hadits Rasulullah Muhammad S.A.W Diriwayatkan oleh Muslim).

Sebagai seorang muslimah, gaya hidup rasul adalah teladan baik perkataan maupun perbuatan, bukan hanya terbatas pada tata cara beribadah dalam hubungannya secara vertikal kepada sang Pencipta. Namun juga dalam tata cara  hubungan sehari-hari secara horizontal  antar sesama manusia dan makhluk hidup di sekitar kita. Tak kalah penting menjalin hubungan yang baik dengan diri sendiri termasuk dengan semesta raya yang berada dalam tubuh kita.

Allah Maha Agung, pencipta sekalian alam ini menganugerahi dalam tubuh kita berupa kita trilyunan makhluk  hidup yang disebut mikrobiotik. Mikrobiotik jahat yang akan menjadi penyakit dan mikrobiotik baik yang menjaga agar tubuh kita dapat tetap hidup.  

Mungkin kita semua pernah dengar bagaimana peran bakteri baik dalam pencernaan kita pada dari iklan yang kita saksikan sejak kecil. 

Ternyata peran mikrobiotik ini tidak hanya sebatas itu dan tidak hanya berada di saluran usus dan pencernaan. Mikrobiotik juga berperan dalam pembentukan otot, metabolisme, anti inflamasi sampai pembentukan imun tubuh. Semua itu tidak akan mampu dikerjakan oleh sel-sel ataupun organ tubuh kita, tetapi sangat membutuhkan kerja keras dari semesta dari makhluk halus yang terdiri dari berbagai macam species dengan fungsi masing-masing. 

Makluk halus dalam makna denotatif ya, karena memang tidak  kasat mata, tidak dapat kita lihat melalui indera penglihatan secara langsung.

Puasa dan Probiotik

Tubuh kita  seperti mesin pabrik juga membutuhkan overhaul, perbaikan sel-sel yang telah mati. Caranya adalah dengan berpuasa. Berpuasa merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan saluran pencernaan, enzim dan hormon yang bekerja terus menerus selama 18 jam sehari. Saat berpuasa akan istirahat selama 14 jam.

Dengan kondisi demikian, sel-sel tubuh akan dapat bekerja dengan lebih terfokus untuk memperbaiki sel tubuh yang telah rusak atau bahkan membuangnya. Termasuk membuang toksin yang ada dalam tubuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline