Sudah berapa lama saya di K? Sepertinya 1 windu yang akun ini. Akun satunya hilang lenyap entah kemana. Nama akunnya saja saya lupita.
Saya punya akun cukup lama, sebagai pembaca K. Saya membuat akun ini sekadar iseng karena beberapa orang mudah sekali di trace tulisannya secara gratis di sini.
Jadilah saya pembaca pasif, tanpa berani rating atau komentar terhadap tulisan orang. Siapa juga saya, sekadar pembaca numpang lewat.
Seringkali kehebohan di K, keseruan saling tanggap mengenai sebuah isu dengan perang artikel adalah keseruan tersendiri bagi pbaca pasif seperti saya.
Hingga keseruan pelarian seorang napi yang katanya juga K'ers. Napi keren bisa dibawa pulang dari negeri telenovela pakai jet pula.
Sebagai pembaca pasif tentu hanya lapisan atas paling tipis yang saya ketahui. Hingga suatu hari, benang takdir memaksa saya bertemu dengan kompasianer Palembang di saat yang tepat pula memaksa saya sekadar meninggalkan jejak tulisan di platform ini.
Selayaknya meja makan (platform) tentu terhidang aneka menu yang bebas dipilih. Meski suka tidak suka justru pilihan selera dengan prioritas tertentu dari admin tetap ada melalui label pilihan dan artikel utama (HL), bahkan berkembang menjadi tren.
Mata ini akan lebih mudah untuk mengklik man yang dipilih oleh admin. Sama seperti biji kopi, label tentu menjadi tolok ukur kualitas.
Pilihan pembaca juga menjadi tolok ukur, dalam label tertinggi dan terpopuler. Ketika menyenangi gaya tulisan K'ers tertentu tinggal follow dan akan muncul di lini masa kita.
Seringkali, kunjungan kepada teman juga bisa-basi. Tanpa membaca rate dan komen. Apalagi judul mengarah ke klik bait. Atau komentar generic yang copy paste.
Mau protes? Ya gimana, sebagai yang tersaji di sebuah platform,Panna Cota yang mewah dengan berbagai glorifikasinya juga belum tentu lebih menarik dari jemblem. Gak tau jemblem? itu loh misro, kalo kata orang Plembang, Gomak.