Pempek, merupakan makanan olahan berbahan dasar ikan, tapioka, air dan garam ini adalah makanan khas dari Palembang yang sebenarnya sulit identifikasinya dalam penyajian.
Jika ada yang mengkategorikannya makanan ringan, makanan ini mengandung karbo dan protein yang tinggi juga sangat mengenyangkan. Tetapi tidak dapat digolongkan menjadi main course juga.
Kapan dihidangkan? Kapan saja bisa mau sarapan, brunch, makan siang, tea time sewaktu sore, malam hari, bahkan mas Isjet yang 2 tahun lalu berkunjung ke Palembang menyantap menu pempek yang dihidangkan oleh salah satu dedengkot KOMPAL saat tengah malam. Sttt...sengaja gak summon.
Bahkan 2 tahun yang lalu ia mengusulkan agar kumpulan kompasiner di Palembang disebut KOMPEK (Kompasianer Pempek), dan bergeser menjadi KOMPAL (Kompasianer Palembang), bukan merujuk pada kota tetapi mengacu pada bahasa Palembang.
Karena di Sumatera Selatan, terdapat ratusan dialek bahasa Ibu, tetapi semua orang wajib dapat berbahasa Melayu Palembang sebagai bahasa pemersatu terutama dalam perdagangan dari dulu hingga kini. Jadi Kompasianer Palembang menjadi kumpulan kompasianer yang merasa terikat dengan Palembang, ya setidaknya pernah suka dengan cita rasa pempeklah. Jadi siapa saja diperkenankan kok masuk ke KOMPAL yang lebih rame ngobrolnya di WAG.
Saya yang kelahiran Palembang, besar dan menetap di Palembang sehingga banyak kolega saya yang menyebut saya orang Palembang, meski secara suku hanya seperempat saya keturunan Sumatera Selatan, selebihnya berdarah jawa tetap wajib paham makanan ini.
Setidaknya ketika ada kolega yang datang dari luar kota Palembang dapat diajak makan pempek sesuai dengan selera.
Selera itu menjadi penting, bukan cuma dari jenisnya karena panganan pempek ini memang beraneka ragam bentuknya seperti lenjer ada yang ukuran besar dan kecil, yakni pempek yang berbentuk bulat panjang, ada yang menyebutnya kelesen.
Ada juga pempek telur kerena memang isiannya telur, itu kalau ukurannya kecil, kalau isiannya hanya 1 butir telur utuh (baik telur ayam maupun itik) akan disebut pempek kapal selam.
Ada juga yang isiannya tumisan pepaya sehingga disebut pempek pistel, ada yang berbentuk seperti kerupuk sehingga disebut pempek kerupuk/keriting, di beberapa tempat makan dimodifikasi dan dimakan dengan kuah pindang, disebut pindang kerupuk (tetapi itu makanan variasi zaman now sih)
Ada pula varian lainnya, yang bentuknya bulat seperti bakso adonannya ada campuran santan sehingga lebih gurih yang digoreng langsung sehingga disebut pempek adaan atau diberi tahu jadi pempek tahu, maksudnya adonan pempek disatukan dengan sepotong tahu.