Ramadhan sudah usai,eufhoria lebaran pun hampir selesai, bahkan hari ini sudah banyak yang pulang kembali ke tempat aktifitasnya atau setidaknya siap packing-packing.
Ramadhan tahun ini meninggalkan sepenggal cerita, suatu kebanggan ketika mampu membantu putra kebanggaanku yang berusia 6 tahun berpuasa penuh selama 30 hari, sekaligus belajar memaknai ramadhan sesungguhnya secara bersama.
Sempat pusing ternyata Kakak mendapat liburan yang dipercepat di bulan Ramadhan. Pengajian di TPA-nya diliburkan sepanjang Ramadhan. Satu minggu setelah ramadhan pun sekolahnya yang masih di TK itu berakhir. Aktifitas latihan taekwondo pun akhirnya diputuskan untuk diliburkan. Padahal itulah aktifitas yang biasanya paling banyak menghabiskan waktu Kakak sehingga waktu luangnya di bulan ramadhan semakin besar.
Apalagi Kakak pun telah berkomitmen buat puasa penuh tahun ini seperti tahun lalu. Sebuah alasan indah ia ucapkan, ia ingin berpuasa karena ingin menunjukkan cintanya kapada Allah. Mau nangis sewaktu dapat jawaban itu. Kebijakan alam semesta belum berlari dari jiwa murninya saat ini, dan aku masih diberi kesempatan untuk belajar puasa dengannya.
Jika biasanya Kakak bangun pukul 5 pagi, di bulan Ramadhan ia turut sahur sehingga bangun pukul 3 pagi. Implikasinya, waktu luang kakak pun semakin panjang. Hari-hari di bulan ramadhan pun dipusingkan dengan urusan “membunuh waktu” senggang yang samakin panjang. Meski bulan ramadhan penuh berkah ini kami isi dengan ibadah, tentu tidak berjam-jam lama memaksa Kakak untuk selalu tadarus.
Membiarkannya menonton televisi, ia kurang berminat. Membaca buku, ah… mempertahankan dia membaca selama 15 menit saja sudah prestasi luar biasa. Memang ia belum lancar membaca, sehingga membaca itu hal memberatkan untuknya saat ini.
Nasib emak generasi sekarang, mesti cari cara buat “membunuh waktu” di bulan penuh berkah ini dengan kegiatan yang bermakna.
Syukurlah sekarang ada alat ajaib internet, kegiatan browsing bersama Kakak adalah salah satu aktifitas mengasikkan, apalagi jika ditunjang dengan kecepatan internet yang memadai.
Senang sekali mengisi ruang kami dengan melihat langsung ibadah di Mekah melalui tayangan live streaming, atau sesekali mencari tayangan edukasi buat Kakak.
Kami berdua paling suka menonton film, tetapi dalam keadaan cuaca Palembang yang panas agak malas keluar rumah ke bioskop Cuma buat nonton film, pilihannya jadi agak “nakal” di bulan ramadhan ini, lebih banyak menonton film di chanel-chanel streaming, ha…ha…ha…. dan sampai sekarang jadi keasyikan.
Tapi, jika tidak ditunjang dengan kecepatan internet yang memadai. Waduh, bukan keasyikan yang didapat, malah emosi yang memuncak gara-gara live streaming atau video yang ditonton gambarnya pecah-pecah atau buffer. Alhamdulillah sekarang sudah ada 4G LTE dari smartfren, jadi masalah itu nggak ditemuain lagi, apalagi sebagai mahmud (mamah muda) yang masih tergolong kaum elit (ekonomi sulit) kebutuhan pilihan paket yang super hemat juga terjawab.