Lihat ke Halaman Asli

Antivirus Artav Juga Menjiplak?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya Siswa SMP di Indonesia ini memang sedang booming. Salah satunya adalah situs salingsapa.com yang diklaim dibuat oleh bocah SMP asal Bandung, Jawa Barat. Namun akhirnya banyak pihak yang menduga bahwa situs itu bukan merupakan hasil karya murni sang bocah yang bernama lengkap Muhamad Yahya Harlan itu.

Bukan sekedar cuma dugaan, dan akhirnya Muhamad Yahya juga  mengakui, bahwa situs ala facebook lokal itu memang tidak murni diciptakannya, tapi Yahya hanya membeli situs dari jcow.net.

"Iya, memang beli. Tapi saya yang buat fiturnya. Saya mengembangkan dan juga mengelolanya," ucap Yahya seperti yang dikutip dari tribunnews.com

Keberatankah Yahya jika dikatakan SalingSapa.com bukan murni karyanya? Yahya hanya tersenyum dan mengatakan dirinya memang mengembangkan situsnya ini.

"Saya mengembangkan SalingSapa.com dan meneglolanya.Fitur-fitur yang ada ide dari saya dan dibantu ayah yang kasih masukan," jelasnya lagi.

Lain Yahya, lain pula Arrival Dwi Sentosa, Siswa kelas dua SMPN 48 Bandung yang juga diberitakan telah berhasil menciptakan antivirus lokal terbaik ketiga di Indonesia dengan nama  Artav.

Dari beberapa tulisan di kompasiana, disebutkan bahwa awal pembuatan Antivirus Artav sendiri dilakukan oleh Arrival Dwi Sentosa gara-gara kesal komputer yang dirakit ayahnya tahun 2003 selalu terkena virus ganas hingga  motherboard nya rusak.

Disebutkan pula bahwa Anak kedua pasangan Herman Suherman dan Yenni Sofia yang biasa dipanggil Ival ini meminta membuat antivirus dengan cara dibelikan buku tentang  komputer . Pada pertengahan Januari 2010, dia dibelikan buku tentang belajar visual basic pemula dan dokter virus dan selesai dipelajarinya selama sebulan.

Hanya berbekal buku-buku dan semangat pantang menyerah, Ival mulai membuat program anti virus seorang diri tanpa bimbingan orang lain. Setiap harinya dia mengerjakan program tersebut sepulang sekolah dari pukul 13 siang hingga pukul 23 malam. Banyak kendalanya, diantaranya code error.

Dalam perjalanannya  dia mendapat bimbingan dari Dadang, guru SMK Pratama Adi Banjaran. “Pak Dadang banyak memberi masukan pada saya dalam membuat program ini, “ katanya. Selain itu Ival harus konsekwen dengan pelajaran sekolahnya, yang dibuktikannya pada pembagian rapor kemarin rata-rata nilainya diatas delapan.

Ketika akhirnya program selesai di akhir Desember 2010. Sang kakak, Taufik Aditya Utama (17) membuatkan logo dan tampilannya. “Arti dari logo perisai adalah tameng dan pelindung,”ujar Taufik. Logo dan tampilan pun dikerjakan Taufik secara autodidak, tanpa ada bekal pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. Hingga akhirnya logo dan tampilan rampung dalam waktu 2 minggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline