Hai, tidak usah tidak usah, "ujar Priscila mencegah Jose yang dengan tongkatnya akan menaiki tangga ke Lobby Guest House tersebut. "Kenapa? "tanya Jose. Apakah kita akan keluar? Oh tidak tidak, ia ia mari saya bantu ujar Priscila. "Tidak usah, aku bisa, sudah biasa" sahut Jose. Dan akhirnya mereka sampai di Lobby. "Ah sebaiknya kita di restoran saja", ujar Priscila. Itulah awal pertemuan Jose dan Priscila.
Priscila berkenalan dengan Jose dalam sebuah situs pertemanan. Jose. Priscila terkesan dengan profilenya yang mengatakan bahwa dia adalah seorang pelayan taruna remaja di gerejanya. Priscila selalu suka berteman dengan orang yang mengambil bagian dengan pelayanan ini. Karena dia juga pernah mengambil bagian dalam pelayanan siswa ketika dia masih mahasiswa.
Ya sebagaimana biasanya berkenalan mereka bertukar informasi seputar pekerjaan, tempat tinggal dan hal hal seputar pribadi. Jose posisi ada di Bandung dan Priscila di Jakarta. Priscila yang sering juga bertugas ke Bandung tepatnya Cimahi mengatakan kalau Priscila juga terkadang bertugas ke sana. Dan Jose mengatakan bahwa, tempat tinggalnya tidak jauh dari Guest House di mana Priscila seringkali menginap. Cheery Homes. Dan Jose berkata, "Boleh dong kita ketemu kalau kamu ke Bandung. "Boleh banget," ujar Priscila. Dan memang dalam waktu dekat dari pembicaraan yang mereka lakukan Priscila akan bertugas ke Bandung. Ya begitulah, Priscila berjanji akan bertemu dengannya jika memang tidak ada aral melintang. Karena memang untuk karyawan seringkali ada tugas dadakan yang mengakibatkan kita tidak bisa pulang cepat dan akhirnya tidak dapat bertemu.
Sebelum pertemuan Jose menginformasikan bahwa dia memiliki sakit polio dan memakai tongkat seperti yang telah dia tuliskan juga pada profile dalam situs pertemanan tersebut. Dan Priscila tidak terlalu menganggap itu sebagai satu hal yang terlalu perlu dipermasalahkan. Apakah pertemanan harus dibatasi oleh kondisi fisik? Tentu saja tidak. Namun Jose juga mengungkapkan kekuatiranyanya bahwasanya bisa saja nanti pada pertemuan tersebut akan terjadi kekakuan sebagaimana yang pernah dialami oleh Jose. "What, tidak mungkinlah" ujar Priscila yakin.
Pada hari di mana Priscila memang bertugas ke Bandung, dan sekitar pukul 17.00 sudah bisa meninggalkan kantor, Priscila mengirimkan pesan wa kepadanya, "Apakah jadi mau bertemu?" Jose mengatakan, "Akan diusahakan semaksimal mungkin karena ada tugas yang masih harus dikerjakan." Namun akhirnya Priscila menerima pesan wa darinya bahwa Jose akan datang. Dan akhirnya Priscila pun menunggu di Lobby Guest House tersebut. Dan yang tadinya berpikir akan mencari makanan Bakso, akhirnya memutuskan untuk makan malam di Guest House saja.
Ngobrol ngalor ngidul dan akhirnya Jose pun menceritakan bagaimana kehidupannya berjalan. Dia terkena polio pada usia 11 bulan, namun orangtuanya sangat support dengan kondisinya. Dia pernah menggunakan sepatu besi, namun ternyata tidak terlalu banyak membantu. Dan dia menjalani kehidupan sebagaimana anak anak lainnya, sekolah, kuliah dan akhirnya bekerja. Jose juga menceritakan bagaimana kebaikan Tuhan memelihara kehidupannya, dalam memperoleh pekerjaan, dan bagaimana Tuhan memelihara Jose menjadi pengganti ayah bagi 2 keponakannya, sehubungan dengan ayah dari kedua keponakannya tersebut meninggal dunia pada saat usia pernikahan dari kakak Jose menginjak 2 tahun.
Jose bekerja sebagai Accountant di sebuah kantor Firma Hukum, dan dengan kondisi keterbatasan fisik dia juga terkadang ke klien untuk mengambil dokumen dan juga ke bank. Namun dia melakukannya berusaha tidak membatasi diri karena kondisi khusus karena sakit folio. Cerita yang mengalir oleh Jose benar benar suatu cerita kehidupan yang menginspirasi bagi Priscila. Bagi Priscila Jose adalah "Inspiring Man" Bahkan ketika Priscila bertanya, "Maaf Jos, apakah tidak ada masa bahwa kamu menyesali keadaan yang terjadi padamu seperti ini? Dan mempertanyakan kepada sang Pencipta mengapa semua ini terjadi?" Dengan mantap Jose menjawab,"Puji Tuhan tidak, karena aku sudah terkena polio sudah sejak usia 11 bulan, jadi saat usia sekolah udah terbiasa untuk menerima semua dan orangtua serta cici (kakak) ku sangat support. Dan aku berpegang pada kejadian 1 : 27 dan kejadian 1 : 31 Diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, berarti kita diciptakan special, tidak seperti ciptaan lain dan Allah melihat yang diciptakan itu SUNGGUH AMAT BAIK, adakah yang lebih buruk atau lebih baik dari SUNGGUH AMAT BAIK? Ujarnya, dengan mantap. Tubuh ragawi saya hanyalah casing sementara". Can you imagine? Yes, Jose is Inspiring Man, untuk selalu mengucap syukur dengan keberadaan kita dan kita diciptakan baik adanya untuk tujuan tertentu dari sang Pencipta.
Jose memang memiliki keterbatasan, tapi secara mental dia bisa memberikan pengaruh positif, itu kesan yang Priscila dapatkan ketika bertemu dengannya. Siapa kita dipengaruhi bagaimana kita bisa menerima diri kita apa adanya dan hal hal yang kurang baik yang terjadi, mengubah sesuatu yang bisa diubah untuk menjadi lebih baik, dan menerima sesuatu yang tidak bisa diubah dan menyadari Tuhan punya tujuan yang baik dalam kehidupan kita walaupun sepertinya kondisinya terlihat tidak baik. God is good all the time.
Cerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H