"Pram, Blora, dan Surat-Surat yang Tak Pernah Sampai: Seabad Jejak Kehidupan di Kota yang Mencatatnya"
Bagian I: Surat dari Keluarga - Kerinduan yang Tak Tersampaikan
Oleh Karnita
Pada 7 Februari 2025, Blora menjadi saksi perayaan Seabad Pramoedya Ananta Toer yang memperingati 100 tahun kelahiran sang sastrawan legendaris. Acara dimulai dengan diskusi kebudayaan yang diselenggarakan di Pendopo Bupati Blora. Diskusi ini tidak hanya membahas karya-karya Pramoedya yang mendalam, tetapi juga dampaknya terhadap pergerakan sosial dan peran perempuan dalam karya-karyanya yang hingga kini tetap relevan dan menggugah banyak pihak.
Di hari yang sama, Festival Blora "Se Abad Pramoedya" juga menyelenggarakan acara Dramatic Reading yang melibatkan 13 pelajar SMPN 5 Blora. Mereka membacakan surat-surat Pramoedya kepada keluarganya, menghidupkan suasana pengasingan sang sastrawan. Pembacaan surat-surat ini mengajak para penonton untuk merasakan langsung perasaan Pramoedya, mengungkapkan pengalaman hidupnya di pengasingan, serta harapan-harapan untuk anak-anaknya meskipun terpisah jarak dan waktu.
Gmbar: Dramatik reading surat-surat Pramoedya oleh siswa dan masyarakat (Sumber: Freepik)
Acara ini dihadiri oleh Bupati Blora, Dr. H Arief Rohman, beserta istrinya Ainia Sholicah, serta Astuti, putri Pramoedya. Bupati Arief Rohman mengungkapkan kekagumannya atas penampilan para pelajar Blora, yang mampu menyampaikan surat-surat Pramoedya dengan sangat baik. Ainia, yang juga Bunda Literasi Kabupaten Blora, merasa bangga dengan prestasi literasi anak-anak Blora, yang telah menghasilkan 300 buku, menunjukkan bahwa minat menulis di kalangan pelajar sangat tinggi.
Astuti, putri Pramoedya, merasa sangat terharu saat menyaksikan surat-surat ayahnya dibacakan. Ia mengenang masa kecilnya dan merasakan kembali perasaan yang dialami ayahnya selama pengasingan. Keberhasilan acara ini tidak hanya membuatnya mengenang sang ayah, tetapi juga mengapresiasi dukungan warga Blora yang turut mendukung Festival Seabad Pramoedya.
Sebagai penutup, acara Dramatic Reading di SMPN 5 Blora ditutup dengan penyerahan piagam penghargaan kepada seluruh peserta, termasuk para pelajar dan sutradara. Meskipun acara ini begitu megah, kita tidak boleh melupakan sisi pribadi Pramoedya. Melalui surat-surat yang ia tulis untuk keluarganya selama di pengasingan, kita merasakan kerinduan dan harapan yang mendalam. Sebagai penghormatan, sebuah surat imajinatif yang mungkin akan dikirimkan oleh keluarga Pramoedya jika surat-surat tersebut akhirnya sampai, turut dilampirkan dalam acara ini.
Gambar: Cucu Pramoedya Ananta Toer sedang membacakan Surat-surat Pram untuk keluarga yang tak pernah sampai (Sumber: Freepik)