Lihat ke Halaman Asli

"Tiba-Tiba Kesengsem Pejabat Sederhana, Sunarto"

Diperbarui: 29 Januari 2025   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Presiden Prabowo memberikan selamat kepada Sunarto setelah dilantik menjadi Ketua MA (Sumber: Freepik)

"Tiba-Tiba Kesengsem Pejabat Sederhana, Sunarto"

Oleh Karnita

"Pemimpin yang sederhana tidak takut untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan." - Anonim

Pada umumnya, pejabat tinggi di Indonesia hidup dalam kemewahan yang mencolok, dengan fasilitas mewah dan pengawalan ketat yang mengutamakan kenyamanan mereka. Mereka sering kali dilayani sesuai status, dengan kunjungan-kunjungan yang disertai iring-iringan kendaraan dinas, sementara kendaraan lain harus menepi. Dalam suasana tersebut, banyak pejabat yang kurang bijak dalam pengambilan keputusan, bahkan cenderung arogan, dan lebih fokus pada citra diri ketimbang mendengarkan keluhan rakyat. Rakyat kecil seringkali merasa terabaikan, dan para bawahan tidak jarang disingkirkan dalam pengambilan keputusan yang lebih memperhatikan kepentingan pribadi dan kelompok.

Oase Keteladanan 

Di tengah kecenderungan ini, muncul sebuah oase di tengah kekeringan keteladanan, yakni Sunarto, Ketua Mahkamah Agung Periode 2024 --2029. Beliau hadir sebagai pejabat yang tidak terjebak dalam kemewahan, melainkan justru menonjolkan kesederhanaan dan integritas. Ia sering menolak fasilitas mewah, berbaur dengan rakyat, dan memilih untuk mendengarkan keluhan serta kebutuhan bawahannya. Sunarto membuktikan bahwa kepemimpinan yang bijaksana dan empatik masih mungkin ada di dunia pejabat yang gemerlap, memberi harapan bahwa perubahan yang lebih baik dapat dimulai dari keteladanan seorang pemimpin yang rendah hati dan benar-benar melayani.

Menolak Kemewahan

Gambar: Ketua MA, Sunarto, memberikan arahan dan instruksi kepadda jajarannya  berkaitan etika pejabat negara (Sumber: Freepik)

"Tidak ada oleh-oleh, tidak ada traktiran, tidak dibukakan VIP room di bandara, enggak ada. Kita harus memulai dari yang kecil-kecil yang kita benahi dahulu,"   tegas Sunarto. 

Keputusan-keputusan Sunarto untuk menolak fasilitas-fasilitas mewah yang kerap kali diberikan kepada pejabat negara menjadi sebuah fenomena yang jarang terjadi. Sementara banyak pejabat negara berlomba-lomba untuk memperlihatkan kemewahan, kendaraan dinas mewah, hingga pengawalan ketat yang memisahkan mereka dari rakyat biasa, Sunarto memilih jalan yang berbeda. Beliau sadar bahwa sebagai Ketua Mahkamah Agung, ia diamanahkan untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, bukan untuk menikmati fasilitas-fasilitas yang justru bisa mengganggu fokusnya pada tugas utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline