Lihat ke Halaman Asli

Tiba-Tiba Terlintas Jalur Gaza

Diperbarui: 18 Januari 2025   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Menatap puing-puing reruntuhan pemukiman (Sumber:Freepik)

Tiba-Tiba Terlintas Jalur Gaza

Oleh Karnita

Save Gaza, Save Humanity! Free Gaza, Free Palestine! Stand with Gaza! Slogan-slogan ini terus menggema, mengingatkan dunia akan jeritan Gaza yang tak pernah henti, simbol perjuangan dan penderitaan yang tak kunjung reda. Di tengah blokade yang mengekang dan derita yang berkepanjangan, Gaza tetap berdiri teguh, menjadi cermin dari semangat hidup yang tak pernah padam. Gaza bukan hanya sebuah tempat, tetapi sebuah perjuangan untuk kebebasan, keadilan, dan harapan.

Memiliki harapan merupakan setengah pertempuran. Tanpa adanya harapan tidak ada pertempuran yang bisa dimenangkan dan tempat yang dituju. Tanpa adanya harapan, kamu akan berada di tempat yang sama selamanya – kata-kata bijak dari Avina Celeste menggambarkan dengan tepat semangat yang tak pernah surut di Gaza. Di balik segala kesulitan, harapan tetap menjadi bahan bakar untuk terus berjuang. Setiap detik di Gaza adalah pertempuran, dan setiap langkah adalah perjuangan menuju kebebasan yang sangat dinanti.

Gaza adalah tempat di mana tanah yang subur dan pesisir yang indah bertemu dengan kesulitan yang tak terhingga. Dulu, Gaza dikenal sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan. Namun, seiring berjalannya waktu, Gaza berubah menjadi ruang yang dipenuhi tembok dan blokade, di mana setiap detik kehidupan adalah perjuangan untuk bertahan. Seperti yang diajarkan oleh sejarahnya, Gaza adalah simbol ketahanan. Rakyat Gaza tidak hanya bertahan dari kekerasan dan blokade, tetapi juga dari ketidakadilan yang menghantui mereka selama bertahun-tahun.

Seperti yang dikatakan oleh Erdogan, “Anda tidak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup menjadi manusia.” Slogan ini menggambarkan bahwa perjuangan Gaza adalah perjuangan kemanusiaan, yang melampaui batas agama dan ideologi. Gaza bukan hanya masalah Palestina, tetapi masalah kemanusiaan yang melibatkan seluruh dunia. Keberanian rakyat Gaza menunjukkan bahwa perlawanan mereka bukan hanya tentang tanah, tetapi tentang hak untuk hidup dengan martabat, untuk mendapatkan kebebasan, dan untuk menikmati kedamaian yang telah lama mereka impikan.

Gaza mengingatkan dunia bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada seberapa besar kekuasaan atau senjata yang dimiliki, tetapi pada seberapa besar tekad untuk bertahan. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar maha kuat lagi maha perkasa (Al Quran Surat Al Hajj Ayat 40). Di Gaza, kita melihat keteguhan hati yang luar biasa, sebuah keteguhan yang tidak bergantung pada dunia luar, tetapi pada keyakinan bahwa mereka berhak atas kebebasan dan keadilan. Dengan setiap langkah mereka, Gaza menunjukkan bahwa meskipun dunia terkadang terlena, semangat mereka tetap abadi.

Namun, bagaimana mungkin sebuah tempat yang dilanda konflik bertahun-tahun bisa memberikan kontribusi bagi perdamaian? Gaza, dengan segala kesulitan yang ada, justru memiliki potensi untuk menjadi jembatan perdamaian. Dengan keanekaragaman budaya dan identitasnya yang kaya, Gaza bisa menjadi simbol rekonsiliasi jika akses terhadap pendidikan, ekonomi, dan kesehatan diperbaiki. Dunia internasional harus memberikan perhatian yang lebih besar untuk pembangunan di Gaza, bukan hanya mengirimkan bantuan, tetapi juga memberikan ruang bagi dialog yang konstruktif.

Gambar: Anak-anak Gaza (Sumber: Freefik)

Gaza bukan sekadar tempat yang penuh dengan penderitaan, tetapi juga tempat di mana kasih sayang dan solidaritas menjadi kekuatan yang luar biasa. Warga Gaza, meskipun hidup dalam keterbatasan, tetap saling membantu, berbagi, dan mendukung. Mereka memupuk semangat gotong royong yang seharusnya menjadi teladan bagi dunia. Dari Gaza, kita belajar tentang keteguhan hati dan pentingnya saling menguatkan, bahkan di tengah derita.

Gaza adalah cermin bagi dunia, mengajarkan kita bahwa kekuatan manusia terletak pada kemampuannya untuk bertahan, bahkan dalam kondisi yang paling keras sekalipun. Di tengah blokade, tembok, dan ancaman yang terus menghantui, semangat rakyat Gaza tak pernah luntur. Memiliki harapan merupakan setengah pertempuran – dan Gaza tetap mempertahankan harapannya, meski dihadapkan pada kenyataan yang tak terbayangkan oleh banyak orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline