Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Generasi Strawberry

Diperbarui: 14 Juli 2022   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

FENOMENA GENERASI STRAWBERRY 

Generasi Strawberry adalah istilah dari Tionghoa yang disematkan pada generasi yang lahir setelah tahun 1981. (wikipedia). Analogi strawberry diambil karena generasi ini adalah generasi yang mudah menyerah, putus asa, tidak mandiri, manja, gampang stres, artinya generasi ini tidak dapat menerima tekanan sosial.  Secara filosofis strawberry adalah buah yang terlihat segar, indah namun rapuh tidak mampu untuk bertahan di suhu tertentu.

Berikut ini ciri dari generasi stawberry adalah;  

  • Generasi ini adalah generasi yang kreatif, inovatif tetapi mudah menyerah, baperan, dan mudah sakit hati.
  • Generasi ini adalah generasi yang lahir dari strata tertentu atau biasa disebut dari kalangan sultan. Oleh karena semuanya terbiasa dilayani, dimanjakan, maka mereka tidak mampu menghadapi tekanan hidup sosial diluar rumah yang penuh dengan tantangan.

  • Memiliki ide yang cemerlang namun kurang gigih. Oleh karena,generasi ini adalah generasi yang melek teknologi dan informasi, maka gmereka banyak melahirkan ide-ide cemerlang  meskipun kurang gigih. Untuk itu ketika mereka masuk kedunia kerja perlu adanya pelatihan mental khusus sehingga mereka bisa survive .

  • Fenomena generasi stawberi ini bukan tidak mungkin akan melanda anak kita jika kita tidak mempersiapkan mental anak sejak dini. dimulai dari hal kecil misalnya, mengajarkan kemandirian. 

  • Kita adalah orang tua yang mungkin terkadang tidak tegaan terhadap anak, sehingga ketika anak mengeluh kepayahan, kesusahan tanpa pamrih kita langsung menyelesaikan tugasnya. Tanpa sadar kita telah menciptakan kerapuhan dalam dirinya yang tidak mampu meyelesaiakan masalahnya sendiri.

  • Tahun ajaran baru, sebagian orang tua memiliki pengalaman pertama untuk mengantarkan anak masuk kejenjang sekolah yang lebih tinggi, semisal dari Taman Kanak-Kanak ke Sekolah Dasar. sehingga terkadang momentum ini sering diabadikan. 

  • Dengan mengikuti anak sampai ke kelas bahkan tidak jarang ditemukan ada orang tua yang ikut duduk bersama anak untuk sekedar menemani anak karena anak merasa tidak nyaman dengan lingkungan baru. Hal ini tidak salah namun tidak tepat. Sebab anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah anak yang sudah melewati satu fase yakni fase dilayani. 

  • Dalam islam kita mengenal pola asuh ala  Ali Bin Abi Thalib yakni menyebutkan bahwa, fase usia dini usia 0-6 atau 0-7 tahun adalah adalah fase pelayanan. Fase in, anak diperlakukan sebagai raja semua kebutuhannya dipenuhi namun 7-14 tahun diperlakukan sebagai tawanan. 

  • Tawanan yang dimaksud adalah bahwa anak harus diberikan tanggungjawab, diberikan pemahaman tentang sebab akibat. Sehingga anak memahami bahwa setiap tindakan memiliki resikonya.  

  • Orang tua harus memberikan kepercayaan kepada anak sehingga anak mandiri mampu beradaptasi di lingkungan baru dan tidak bergantung pada orang tua.  





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline