Analisis Swot Pada Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum yang dicanangkan sebagai upaya memperbaharui kurikulum K13 dan kurikulum darurat saat pandemi. Kurikulum ini memiliki ciri Central Student yakni proses pembelajaran berpusat pada siswa, guru berfungsi sebagai fasilitator yang mengarahkan proses pembelajaran. berikut analisis kurikulum ini dengan menggunakan Analysis SWOT
- STRENGTHS (Kekuatan)
- Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berpusat pada peserta didik. Artinya guru bertindak sebagai fasilitator yang mendampingi dan mengarahkan proses pembelajaran dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam belajar. Hal ini dapat menjadi sebuah kekuatan terciptanya peserta didik yang mendiri, mampu berkolaborasi, mampu beradaptasi, kreatif dan bernalar kritis.
- WEAKNESS (kelemahan)
- Karena kurikulum merdeka merupakan student center yakni fokus pembelajaran berpusat pada peserta didik maka kelemahannya adalah peserta didik harus memiliki pendamping atau fasilitator yang berkualitas dan mampu mengarahkan pembelajaran misalnya saat pembelajaran yang menggunakan media teknologi maka guru yang bertindak sebagai fasilitator harus lebih paham menggunakan media teknologi sehingga dapat mengontrol peserta didik dalam menggunakan media teknologi tersebut.
- OPPORTUNITIES (Peluang)
- Pada kurikulum merdeka peserta didik diberikan kebebasan untuk menemukan sumber belajar dan dapat belajar darimana saja termasuk menggunkan teknologi semisal dengan memanfaat internet. Maka dengan demikian peserta didik akan dapat menemukan banyak informasi terkait materi yang dipelajari atau yang berhubungan dengan materi. Selain itu, pesert didik dapat mengembangkan bakat dan minatnya sesuai dengan keinginannya misalnya bakat dalam bidang kuliner maka peserta didik bisa mencari sumber pembelajaran dengan menggunakan media youtube tanpa harus menunggu pembelajaran yang diberikan oleh guru.
- THREATS (Ancaman)
- Kurikulum merdeka yang dicanangkan adalah kurikulum pembaharuan dari kurikulum sebelumnya yang dianggap relevan dengan perkembangan pendidikan dunia saat ini. dimana, pembelajarannya berpusat pada peserta didik atau disebut dengan central student. Artinya bahwa siswa memiliki peran penting dalam proses mencari informasi yang dibutuhkan atau yang berkaitan dengan tema pembelajaran. namun yang sangat dikhawatirkan adalah ancaman dari kebijakan kurikulum ini adalah kebebsan peserta didik yang tidak dapat terkontrol semisal dalam mencari sumber belajar dengan menggunakan media internet (youtube). anak akan mudah mengakses informasi secara bebas tanpa filter. Misalnya pada anak tingkatan kelas 5 dan kelas 6 pendidikan dasar ada tema pembelajaran yang berkaitan dengan alat reproduksi. Maka saat anak akan mencari informasi tentang alat reproduksi maka tentunya mereka akan disuguhkan dengan gambar dan informasi yang mungkin tidak terfilter atau belum pas untuk mereka konsumsi. Maka dapat disimpulkan dari kebijakan ini adalah peserta didik akan terpapar informasi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran jika proses pembelajaran tidak diawasi atau guru yang menjadi sebagai fasilitator gaptek dengan internet. Anacaman lain adalah ketidak seimbangan hasil antara anak-anak yang memiliki fasilitas dengan anak yang tidak memiliki fasilitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H