Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari jenjang karier guru (teacher carier path), manfaat tersebut antara lain:
A) Menguatkan motivasi.
Motivasi merupakan salah satu faktor penggerak bagi manusia untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, termasuk bagi guru. Dengan adanya pola karier (carier path) motivasi guru akan semakin tinggi dan kuat, sehingga guru akan berupaya melaksanakan tugas dan kewajibannya seoptimal mungkin, dan dapat memberikan layanan terbaik bagi para peserta didiknya, dengan harapan suatu saat akan dapat mencapai karier tertentu dalam perjalanan tugasnya.
Jenjang karier guru merupakan sebuah tantangan sekaligus peluang dan harapan memperoleh stutus yang berkemajuan, yang juga dapat meningkatkan kesejahteraan. Karena semakin tinggi pangkat dan jabatan seorang guru, maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan yang diperoleh. Dalam hal ini antara karier dan kesejahteraan berjalan saling keterkaitan, dan motivasai sebagai pengerak untuk berbuat yang terbaik pada setiap individu guru profesional.
B) Menguatkan kebanggaan (pride).
Rasa bangga akan melekat pada diri seseorang anggota profesi tatkala dalam profesi yang ditekuni memiliki jalan karier yang jelas. Jika rasa bangga itu tinggi dan mantap, maka yang bersangkutan akan selalu berupaya dengan sunggung-sungguh melaksanakan tugas dan kewajibannya, juga akan senantiasa berikhtiar menjaga, meningkatkan, dan memperluas kompetensi yang harus dimilikinya. Secara psikologis, kebanggan akan meningkatkan motivasi, dan motivasi bisa menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja seseorang.
Dengan demikian jika rasa bangga terhadap suatu keadaan pada diri seseorang sudah tumbuh, maka dorongan untuk berbuat dan mengabdi akan semakin kuat. Hal tersebut sanagat menguntungkan lembaga.
C) Menyehatkan Persaingan
Untuk mencapai suatu titik karier tertentu tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi, apalagi jika anggota profesinya dalam jumlah yang banyak. Suatu sistem karier yang jelas dan sistematis akan menumbuhkan persaingan atau kompetisi yang sehat diantara para anggota, sehingga cara-cara kotor, suap-menyuap, saling menjelekkan, memfitnah diantara sesama anggota bisa dihindari. Siapa yang memiliki reputasi yang baik, itulah yang memiliki hak untuk memperoleh karier lebih baik, dan sebaliknya bagi yang reputasinya jelek, maka harus menerima resiko memperoleh status karier yang tidak baik.
Dengan demikian karier seseorang tidak ditentukan oleh selera pimpinan dengan alasan suka atau tidak suka (like and dislike), dekat atau tidak dekat, kroni atau bukan, tetapi ditentukan oleh kompetensi dan persaingan yang sehat dan akuntabel. Di sinilah betapa penting sistem karier guru yang terbuka dan akuntabel, mendorong untuk terus berbuat terbaik dalam menjalankan tugasnya agar dapat memenangkan persaingan secara elegan dan sehat.