Lihat ke Halaman Asli

Karmani Soekarto

Data Pribadi

Jangan Remehkan Ulat Daun

Diperbarui: 20 Februari 2018   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Kangen juga lama tidak menulis di Kompasiana, untuk itu aku ingin berbagi pengalaman dahsyat yang hampir merenggut nyawa sang isteri, untuk kali ini yang baru kami alami adalah tentang ulat, sesuai dengan judul diatas. Selanjutnya akan kusajikan Katarak sembuh dengan tetesan bunga Kitolot selama 3 bulan, setelah menunggu lebih dari setahun kesembuhan itu tanpa gangguan lagi sebagai bukti.

Nah aku mulai, Ulat mahkluk kecil yg tidak berdaya terhadap predator, maka kupu maupun kupu kupu kebanyakan menaruh telurnya pada daun yang tidak tinggi agar tidak dimangsa oleh predator, burung umpamanya. Burung terlindung oleh bulunya sehingga sulit terkena bulu bulu ulat.

Walau sekecil itu ulat memiliki senjata bulu bulu halus berbisa. Bulu bulu kecil nan halus itu lebih kecil dari lubang pori pori manusia, maka kalau manusia terkena bulu ulat berasa gatal bagaikan tertusuk duri, gatal kemudian membengkak. 

Bukan tidak mungkin jenis ulat tertentu memiliki bisa yang sangat membahayakan bagi siapapun yang terkena apabila ulat merasa terganggu. Ulat akan mengeluarkan racun tergantung dari seberapa kuat gangguan itu datang, semakin terancam ulat akan mengeluarkan racun semakin banyak utk melindungi dirinya dari gangguan.

Pengalaman yang tidak mengenakkan ini sengaja aku tulis agar dapat berbagi kepada sesama supaya tidak meremehkan ulat dalam arti tidak mengganggu keberadaannya.

Rabu 10 Jan 2017, halaman rumahku kotor sekali, setelah beberapa hari tidak kusapu karena sibuk menterjemah naskah novel "the Dakon, a Time Tunnel, the adventure of 8 students" yang ingin aku kirimkan ke Amazon KDP yang sudah lama terbengkelai,  yang kini tinggal merancang covernya. 

Banyak daun mangga berjatuhan tertiup angin kencang  maka pagi itu aku sapu, kotoran daun kumasukkan ke karung. Ada beberapa daun yg tidak bisa tersapu karena pangkal tangkai daun terjepit di antara sela batako, maka kuambil menggunakan tangan kanan; saat aku membungkuk mengambil daun itulah siku tangan kiriku menyentuh daun Rambutan tingginya kira kira 50cm yang baru tumbuh dari biji yang dibuang begitu saja, tumbuh di bawah pohon mangga. 

Saat menyentuh itu tiba tiba sikuku sakit luar biasa, bagaikan tertusuk benda runcing , aku panik, pasti ulat pikirku karena masa kecilku di tahun 1950 sangat memgenali ulat seperti ulat kedondong yg sangat menakutkan karena bulu bulunya panjang.

Namun setelah menjadi kepompong atau entung malah dicari karena enak bila digoreng, uler geni atau ulat api hitam bercak kuning yang tidak hidup di daun kalau berjalan naik turun punggungnya membuat anak anak merasa miris tetapi tetap saja mengganggu ulat itu, maklum semasa kecil tidak ada mainan seperti saat anak anak jaman sekarang. Tetapi kali ini sakit luar biasa, bukan rasa gatal seperti terena ulat pada umumnya.

Kulihat ulat hijau kecil lagi makan daun rambutan, segera aku masuk rumah mencari minyak penawar bisa bulu bulu ulat. Sambil berteriak memberitahukan isteri kalau aku terkena ulat bulu, bahkan isteriku mengingatkan agar berhati hati akan bisa ulat sambil menonton TV.

Kutemukan Obat Arak Gosok pemberian tetangga orang Cina sebelah kanan rumah beberapa bulan lalu, kemudian aku tuang ke telapak tangan kusapukan di bagian siku kiri. Rasa panas menjalar pada rasa sakit yg luar biasa pada sikuku, kini yang terasa panas dan sakit karena bisa ulat plus sapuan arak menjadi satu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline