Lihat ke Halaman Asli

Karmani Soekarto

Data Pribadi

Dakon Sang Lorong Waktu, a Time Tunnel 20

Diperbarui: 1 Maret 2017   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tidak berapa lama bayangan seseorang telah berlalu dengan tergesa gesamasuk kedalam pendopo akuwuan, menuju tempat peraduan tanpa kesulitan. Tanpajerit dan tangis karena tuah dari keris itu sang Akuwu Tunggul Ametung tewasdengan keris menancap di dada. Jerit dan tangis Ken Dedes memberikan tanda seisi pendopo geger melihat terbunuhnya sang Akuwu serta melihat keris yang masih menancap di dada adalah keris yang siang tadi dipamerkan kesana kemarioleh pemiliknya, si Kebo Ijo. Tanpa ampun malam itu juga atas perintah Ken Angrok sebagai pengawal sang Akuwu yang terpercaya, memerintahkan dengan segera agar Kebo Ijo ditangkap dan dibawa ke Akuwon Tumapel untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Dalam keadaan masih setengah mabuk Kebo Ijo ditangkap dan digiring ke Akuwon Tumapel tanpa mengetahui kesalahannya, tanpa ditanya bu bi bu Kebo Ijo langsung ditusuk perutnya oleh Ken Angrok, maka tewaslah si Kebo Ijo yang memiliki kegemaran tukang pamer dan suka mabuk mabukan.

Malam itu juga seisi Akuwonan Tumapel disibukkan oleh mangkatnya sang Akuwu Tumapel Tunggul Ametung, kesempatan ini dapat mempertemukan ketiga mahasiswa dan seekor lutung untuk bisa saling bertemu tanpa ada pengawasan.

Walau pertemuan hanya sesaat namun memiliki makna yang dalam bagi mereka, mereka bisa berbincang bahwa ternyata Ken Angrok sangat mirip 99,99% dengan dosen mata kuliah Akutansi DR. Santoso Brotoadmodjo MBA, bedanya hanya terletak pada cambang yang sudah dicukur saja, kumis yang menjadi keperkasaannya masih ada.

Segera Danu Subroto memberi kode kepada Jose Eko dan Boy Gatot bersama lutung agar mendekat, sembari berkata :” Usahakan kita bisa bertemu agar Sunaringsasi dapat memainkan gilirannya di depan Ken Angrok. Jose kini giliranmu agar hanya kita bertiga yang tidak percaya kalau pelakunya adalah SI Kebo Ijo, jalankan rolemu melalui paman Joyo Kuntet.” Mereka pada mengangguk termasuk lutung tanda setuju, kemudian terus membubarkan diri.

Esuk harinya segera Ken Angrok mengangkat dirinya sendiri menjadi Akuwu Tumapel menggantikan Akuwu Tunggul Ametung yang terbunuh dan beberapa hari kemudian setelah pemakaman Tunggul Ametung, Ken Angrok mengawini Ken Dedes dan mengangkat dirinya sebagai Raja Tumapel yang kelak akan dikenal dengan nama Kerajaan Singosari.

Tidak seorangpun rakyat yang menyangka pembunuh Tunggul Ametung selain Kebo Ijo pemilik keris yang beberapa hari belakangan ini memamerkan kepada khalayak Tumapel sehingga keris itu merupakan bukti yang jelas siapa pelakunya, pemikiran yang sangat sederhana hanya berdasarkan barang bukti.

Sambil tetap membentuk tanaman perdu menjadi angsa, Jose Eko :” Paman Joyo Kuntet, apakah paman dapat membaca situasi siapa pembunuh sebenarnya
sang akuwu?”

Ki Rekso Taman :” Adi Jose sepertinya tidak ada kata lain selain Kebo Ijo pemilik keris yang tiap hari memamerkan kerisnya kesana kemari sambil mabuk dan berbicara tidak karuan.”

Jose Eko :” Paman mampukah seorang pemabuk melakukan pembunuhan ketika seluruh tenaganya tidak berdaya? Ada seseorang yang memanfaatkan keadaan tersebut paman, seperti apa yang aku katakan kemarin, ada yang menunggangi.”

Ki Rekso Taman :” Benar juga adi Jose apa yang kamu utarakan, pada mulanya aku juga berpikiran begitu, tetapi siapa?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline