Lihat ke Halaman Asli

Yang Harus Dipahami Soal Chassis (Serial Inovasi Teknologi Otomotif - ITO)

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1376550543402884711

Body rigidity [caption id="attachment_281065" align="alignleft" width="400" caption="Struktur bodi yang baik menunjang keselamatan. Foto: Euro NCAP (koleksi pribadi)"][/caption] Body rigidity atau rigiditas struktur bodi merupakan kunci utama untuk aspek safety, kenyamanan serta durability sebuah mobil. Semakin kecil gejala "twists" mobil saat melaju pada permukaan jalan yang tak rata atau ketika menikung dengan kecepatan tinggi, berarti karakter keamanan mobil itu juga tinggi. Rigiditas sebuah mobil juga beragam, tergantung tipe bodi mobil. Tapi secara umum, mobil dengan struktur open-top atau tanpa atap, tak akan serigid atau tak sekaku mobil yang memiliki atap. Struktur bodi dengan rigiditas statis, juga menjadi kunci bagi aspek teknis dan relevan dengan unsur subjektivitas terhadap rasa aman dan kenyamanan. Sedangkan rigiditas dinamis, merupakan faktor krusial terhadap aspek dinamis, kenyamanan yang terkait dengan getaran serta unsur keseimbangan akustik. CFRP atau Carbon Fibre Reinforced Plastic (CFRP) Carbon Fibre Reinforced Plastic sebenarnya hampir sama dengan fibre glass. Bahan serat karbon ini dianyam bersama material tekstil dan resin. Hasilnya diperoleh material yang sangat kuat dan alot. Bahan ini makin idel untuk keperluan konstruksi kendaraan setelah diperkuat oleh bahan plastik. Kendati konsekuensinya, harga menjadi sangat mahal dibandingkan dengan material logam.

Carbon Fibre Reinforced Polymers lebih banyak diaplikasi pada mobil-mobil sport yang memang memerlukan bahan ringan dan kuat. Karena harganya yang mahal, bahan ini pun diaplikasi terbatas. Misalnya untuk material rangka, garpu dan setang pada sepeda motor dan sepeda. Aplikasi terbesar ditemukan pada industry ruang angkasa dan bahan pembuat pesawat terbang.

Mengacu pada bahannya yang punya sifat kuat tapi ringan, kontribusi yang diberikan pada industry mobil antara lain efisiensi dalam hal konsumsi bahan bakar. Lalu dalam kaitan keselamatan, CFRP mampu memberikan perlindungan optimal pada penumpang mobil, sekaligus memperkecil impact benturan bila terjadi kecelakaan tabrakan.

3.Crumple zones

Ditemukan oleh ahli teknis Mercedes-Benz, Bela Barenyi pada tahun 1950, cumple zone merupakan teknologi keselamatan pasif yang paling mendasar yang berhubungan dengan chassis atau bodi. Fungsi utama crumple zone yakni meredam energy kinetis yang ditimbulkan oleh benturan atau tabrakan untuk melindungi penumpang mobil. Teknologi crumple zone sendiri, pertama kali diaplikasi tahun 1959 pada produk Mercedes-Benz 220.

Barenyi berhasil membuktikan bahwa dengan mengontrol bagian tertentu pada mobil sehingga mengalami deformasi akibat energy benturan, akan menjauhkan dampak tabrakan dari kabin penumpang. Bagian yang mudah remuk atau mengalami deformasi ini, akan menjadi pelindung bagi struktur kabin penumpang yang justru harus kuat dan rigid.

4.Lightweight Chassis

Aplikasi material ringan menjadi tuntutan mutlak dalam produksi mobil. Terutama berkaitan dengan aspek efisiensi konsumsi bahan bakar. Pemakaian material ringan untuk bagian-bagian yang sesuai, juga ternyata mampu meningkatkan aspek keselamatan.

Komponen pada chassis seperti axles atau sumbu roda, suspensi dan rem, menghasilkan performa yang baik. Lantas dengan pola konstruksi khusus, mobil bisa didesain agar memiliki distribusi bobot yang seimbang antara di bagian depan dengan belakang. Inilah keunggulan signifikan dari material ringan dibandingkan aplikasi material dengan bobot yang berat.

Material ringan yang diaplikasi pada komponen seperti stabilisers, springs atau per spiral dan shock absorbers juga membantu pengendalian yang presisi, responsif dan meminimalisir gejala bodyroll. Pada hakekatnya, konstruksi chassis mobil yang dirancang dengan penuh perhitungan dari material ringan, menghasilkan performa yang lincah saat berakselerasi dan stabil dalam pengendalian.

5.Occupant cell

[caption id="attachment_281071" align="aligncenter" width="648" caption="Occupant cell, berfungsi melindungi penumpang seoptimal mungkin. Foto: Volkswagen Media (koleksi pribadi)"]

1376550725106802482

[/caption]

Kabin penumpang atau occupant cell mengaplikasi desain dan struktur yang rigid. Pada bagian ini, harus dipastikan tidak mudah mengalami deformasi sehingga tetap mampu menyediakan ruang survival bagi penumpang ketika terjadi kecelakaan. Setiap mobil yang akan dipasarkan, harus menjalani pengujian (crash test) berkaitan dengan occupant cell ini. Proses pengujian pun, menerapkan simulasi yang beragam sesuai potensi kecelakaan yang sering terjadi.

Proses perancangan occupant cell ini diawali dengan simulasi computer. Metode ini sangat penting untuk mengetahui interaksi antar-komponen di saat terjadi kecelakaan. Teknisi harus mampu mensinergikan beberapa aspek seperti rigiditas kompartemen penumpang, hasil yang ditunjukkan kurva percepatan dan bagaimana kemampuan adaptasi dari kompartemen penumpang itu sendiri. (bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline