Membangun Jembatan Komunikasi Generasi X dan Z di Tengah Perbedaan Pengalaman Hidup, judul artikel kali ini terinspirasi dari hampir 2 bulan saya mempelajari sesuatu yang baru.
Saya agak kesulitan mempelajarinya dan sering sekali menemukan momen celingak celinguk saya mengistilahkannya, atau kalau anak saya saat bertemu momen bingung atau merasa tidak mengerti tentang sesuatu dia mengistilahkannya dengan ngang ngong.
Dua bulan ini saya mempelajari teknik kepenulisan yang dihubungkan dengan penulisan online dan sudah pasti yang banyak dipelajari adalah bagaimana artikel yang dibuat bisa ramah dengan mesin pencarian serta apapun yang berkaitan dengannya, wiihh...buat generasi X seperti saya lumayan pontang-panting mempelajarinya.
Demikianpun dengan artikel di Kompasiana, setidaknya selama 2 bulan ini saya membuatnya mengikuti kaidah yang sedang dipelajari.
Saya merasa artikel yang ditayangkan sudah mulai rapi walau tetap harap dimaklum karena masih banyaknya kekurangan disana sini.
Saat mempelajari teknik kepenulisan ini saya banyak dibantu oleh anak saya yang termasuk generasi Z terutama kalau sudah berhubungan dengan teknologi, media sosial, dan sejenisnya.
Anehnya kenapa yang termasuk generasi Z secara umum kok bisa sat set mengerti segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi dan kekinian sehingga terlihat kesenjangan antara generasi X dan Z terutama dalam memahami transformsi digital yang perkembangannya sangat cepat.
Tidak hanya tentang memahami teknologi, mengenai komunikasipun tidak jarang terlihat kesenjangan antara generasi X dan Z, alasan inilah yang memicu saya segera mencari tahu dan membuatnya menjadi artikel ini.
Sebelum pembahasan tentang jembatan komunikasi antara generasi X dan Z, saya berikan catatan terlebih dulu tentang pembagian generasi berdasarkan tahun kelahiran.
Pembagian generasi berdasarkan tahun kelahiran
1. Generasi Silent atau Traditionalists: Tahun Kelahiran: Sebelum 1946; Karakteristik: Pengalaman Perang Dunia II, masa pemulihan ekonomi pasca-perang, nilai-nilai konservatif, loyalitas tinggi terhadap pekerjaan.