Saya pernah mengalami banjir besar sekitar tahun 1987. Saya dan keluarga sampai harus mengungsi ke kebun tempat dimana biasanya akhir pekan dihabiskan. Ada rumah gubuk tempat kami menginap.
Walau kalau sekarang ini karena pindah rumah kami jadi jarang terkena banjir karena berada di area lebih tinggi dibanding yang lain.
Kalau rumah saya banjir, dimana air sampai masuk ke dalam rumah maka berarti rumah yang lain sudah terendam cukup tinggi.
Banjir ternyata seperti manusia memiliki sahabat atau sekutu bahkan sebagai penuntun kedatangan banjir. Banjir akan mudah datang kalau sahabatnya terikat erat.
Walau banyak penyebab terjadinya banjir setidaknya ada dua yang ingin saya soroti sebagai sahabat banjir yaitu kemalasan dan keserakahan.
Dua sahabat banjir yang negatif justru berasal dan pencetus keberadaannya adalah manusia walau pada akhirnya manusia sendiri yang akan merugi karena menerima hasil yang ditanamnya.
Kemalasan
Saya menemukan kutipan yang cocok dengan bahasan kali ini bahwa kemalasan yang menjadi sahabat banjir adalah hal yang merugikan bahkan menghancurkan.
Laziness produces bad luck and failure. (Dr. T.P. Chia)
Laziness is dangerous thing. Laziness will destroy you if you don't destroy it. (Dr. T.P. Chia)
Kemalasan yang menjadi munculnya banjir disini berkaitan dengan sampah.