Tiap orang sibuk mengemasi barang bawaan. Yang berbeda hanya ibu sementara yang lain sibuk berkemas ibu sibuk memberikan pengarahan tak henti.
"Kakak, jangan lupa baju kokonya."
"Siiiaaaap, beres bu."
"Adik jilbabnya sudah masuk koper belum ?"
"Dimana bu jilbabnya ?" Adik meledek yang disambut pelototan ibu.
"Ampuunn bu." Adik berlari sambil cekikikan.
"Ayah, bingkisan sudah masuk mobil semua ?"
"Siap komandan, sudah !" Ibu hanya tersenyum kecut menanggapi gurauan ayah.
Habis maghrib akan mulai jalan ke kampung untuk mudik berlebaran dengan keluarga besar. Momen yang ditunggu semua orang karena biasanya setiap mudik selalu ada petualangan seru yang dialami baik saat di perjalanan atau saat di kampung.
Petualangannya bukan yang biasa tapi benar-benar seru kadang merasa seperti cerita di film-film. Seperti tahun lalu saat di tengah jalan bertemu dengan seseorang bernama Cilia yang bertujuan pulang hanya pulangnya ke rumah yang salah.
Saat mobil mulai memasuki kawasan sepi di hutan jati jelang matahari terbit dari jauh terlihat ada seorang wanita duduk di pinggir jalan terlihat sangat putus asa.
"Ayah, kenapa perempuan itu ?" Seperti biasa kalau ada yang seperti itu jiwa kemanusiaan ibu pasti yang pertama terhubung.
"Orang kelelahan kayaknya." Kakak berusaha mengalihkan agar tidak usah memperdulikan perempuan yang tak dikenal karena takutnya hanya berakting padahal punya niat jahat.
"Iyaa Yah, sepertinya orang yang beristirahat karena kelelahan." Adik memperkuat argumen kakak.
"Bukan Yah, sepertinya bukan orang kelelahan tetapi putus asa." Ibu mulai membujuk ayah untuk berhenti dan menawarkan bantuan.
"Ibu, kalau ternyata dia hanya pura-pura padahal akan berbuat jahat bagaimana ?" Kakak mengingatkan.