Lihat ke Halaman Asli

Karla Wulaniyati

TERVERIFIKASI

Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Kegiatan Ini Mengajarkan untuk Tidak Terburu-buru

Diperbarui: 28 Mei 2019   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Saya tipe orang yang terburu-buru. Prinsipnya kalau bisa cepat kenapa harus lambat. Kalau bisa menaikan dua atau tiga anak tangga sekaligus kenapa harus satu-satu. Setiap hal saya kerjakan secepatnya dengan mencari cara dan langkah cepat untuk melakukannya. Sampai pada satu titik saya disadarkan oleh si sulung.

Ceritanya saat si sulung SMP sepulang sekolah dia bercerita kalau dirinya menjadi salah satu tutor sebaya untuk belajar hapalan Alquran di kelasnya. Si sulung cerita kalau ada satu temannya yang agak susah untuk menghapal dan setelah dilihat bahwa temannya itu selalu terburu-buru agar cepat selesai. Si sulung lalu memberikan konsep yang tanpa sadar sebenarnya mengajarkan saya ibunya, dia bilang, "Saat kita terburu-buru saat itulah kegagalan datang."

Setelah itu saya berpikir memang benar saat saya mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru banyak hal yang tidak sempurna baik ada bagian yang tertinggal, banyak salah, dan sebagainya. Sejak itu saya selalu berusaha belajar untuk tidak terburu-buru.

Banyak latihan yang saya gunakan untuk melatih agar mau bertahap, pelan-pelan tapi bertarget, ibaratnya menaiki titian anak tangga satu-satu. Contoh latihan agar saya tidak terburu-buru diantaranya saat berkendaraan saya harus menahan kaki menginjak gas lebih dalam agar tidak melebihi kecepatan 100km/jam dan itu tidak mudah apalagi kalau melihat jalanan lengang keinginan untuk menginjak lebih dalam selalu ada.

Di bulan Ramadan ini ada kegiatan yang bisa melatih saya agar tidak terburu-buru. Sebenarnya kegiatan ini tidak hanya dilakukan di bulan Ramadan tetapi saat Ramadan kegiatannya dilakukan lebih intens sehingga melatih saya jadi lebih intens juga.

Kegiatannya adalah membaca Alquran. Saya menyadari membaca Alqura bisa melatih saya agar tidak terburu-buru saat saya membaca dengan agak cepat pasti banyak yang salah. Padahal saat baca Alquran yang harus diperhatikan bukan satu ayat, bukan satu kata tapi huruf perhuruf. 

Dok.pri

Saya harus memperhatikan setiap hurufnya bagaimana pengucapan huruf yang benar (makhrojul huruf), bagaimana aturan membaca yang benar, kapan bisa atau tidak berhenti saat membacanya (tajwid) dan itu tidak bisa saya lakukan dengan terburu-buru. Saat saya ingin cepat maka saya akan banyak salah baca yang akan berakibat arti akan berubah dan itu tidak boleh.

Jika selama bulan Ramadan ini memiliki target membaca Alquran misalnya sehari satu atau beberapa juz maka saat membacanya harus dilihat tiap huruf yang tertulis hingga target membaca yang diinginkan tercapai. Buat saya ini latihan yang paling intens dan berlangsung terus menerus sehingga lebih bisa menempa diri saya lebih baik.

Di bulan Ramadan ini membaca Alquran menjadi kegiatan yang bisa mendatangkan banyak kebaikan dan pahala karena hitungan pahala saat bulan Ramadan berbeda dengan bulan lain jika dilakukan dengan baik dan benar.

Selain manfaat, faedah juga kebaikan serta pahala yang akan didapat bagi saya membaca Alquran juga memberikan manfaat dan hikmah bagi perbaikan diri.

Selamat mengisi 10 hari terakhir di bulan suci bagi yang menjalankan. Mudah-mudahan diijinkan bertemu Lailatul Qodr dan puasanya menjadi persembahan terbaik bagi-Nya dan mengantarkan sampai ke derajat taqwa.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Selasa 28 Mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline