Lihat ke Halaman Asli

Karla Wulaniyati

TERVERIFIKASI

Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Mengerti Kedudukan Marah Agar Tidak Teperdaya

Diperbarui: 26 Mei 2019   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Sebelum saya mengerti kedudukan marah bagi seorang manusia saya selalu terpedaya oleh rasa marah yang menghinggapi. Artikel kali ini saya tidak akan menuliskan tentang hukum, tingkatan, atau bahaya dari marah tetapi saya hanya akan menuliskan pembelajaran marah sehingga saya tahu kedudukan marah dan tidak lagi terpedaya oleh marah.

Banyak hal dalam menjalani kehidupan yang bisa sebagai pencetus marah. Saya punya contoh peristiwa yang bisa menjadi pencetus marah yang baru saja saya dan keluarga alami.

Siang tadi kami berkeliling untuk berbelanja, di setiap toko dan mall kendaraan sangat penuh hingga sulit untuk mendapatkan parkir kendaraan. Begitupun dengan kami setelah berkeliling akhirnya kami mendapatkan tempat parkir.

Kami tidak terlalu lama berkeliling karena orang tua saya ikut, sebenarnya terbalik kami mengantar orang tua untuk berbelanja...hehehe. Karena orang tua saya sudah sepuh dan cepat lelah sehingga setelah mendapatkan apa yang akan dibeli lalu kami memutuskan pulang.

Suami saya mengambil kendaraan sedangkan saya, orang tua, dan si bungsu menunggu di depan setelah kendaraan keluar dari tempat parkir. Tetapi kendaraan tidak kunjung datang sampai suami menelpon mengabarkan kalau kendaraan terhalang kendaraan lain yang di parkir di tempat yang seharusnya tidak untuk parkir. Tidak hanya parkir sembarangan kendaraan yang menghalangi juga tidak bisa didorong karena direm tangan.

Pemilik kendaraan sudah dipanggil berulang kali tetapi tidak datang, sampai akhirnya diputuskan kami pulang dengan memesan kendaraan online dan kendaraan kami ditinggal di mall. Hingga artikel ini ditulis jam 16.22 suami dikabari oleh pihak mall bahwa kendaraan masih belum bisa diambil karena masih terhalang.

Apa yang terjadi sangat bisa menjadi pencetus marah. Ada orang yang berlaku merugikan dengan tidak mengikuti aturan berakibat menyusahkan orang banyak.

Saya lalu ingat bagaimana kedudukan marah dan mengapa dihadirkan marah dalam kehidupan. Ini saya dapat ilmunya dari seorang ustadz muda yang Alloh berikan berkah ilmu yang luar biasa sehingga memberikan pencerahan bagi orang banyak hingga  bisa menunjukkan arah yang baik, benar, lurus dalam menjalani hidup. Semoga menjadi amalan sholih tak terputus sebagai bekal bagi ustadz dan siapapun yang menunjukkan jalan pencerahan.

Manusia diberkahi potensi untuk melakukan dua hal dalam dirinya. Hal yang baik dan buruk. Keduanya sebagai ciri fitrah seorang manusia. Keduanya seperti dua hal yang tidak terpisahkan. Misalnya jujur dengan bohong, rendah hati dengan sombong, sabar dengan marah, dan sebagainya. Mana yang lebih dominan maka itu yang akan muncul dalam diri seorang manusia. 

pixabay.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline