Lihat ke Halaman Asli

Karla Wulaniyati

TERVERIFIKASI

Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Syarat Sedekah di Jalan Versi Anak-anak

Diperbarui: 14 Mei 2019   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Tema Satu Ramadan Bercerita (Saber) untuk hari ini adalah Memberi Sedekah di Jalan. Saya tidak akan mengaitkan yang namanya sedekah di jalan itu artinya hanya memberi kepada pengemis. Karena bentuk dan pemberian sedekah di jalan itu beragam.

Sedekah menurut KBBI memiliki makna : se*de*kah n  pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi; derma.

Jadi berdasarkan makna KBBI sedekah diberikan kepada yang membutuhkan tidak hanya kepada pengemis saja. Ini sesuai dengan apa yang akan saya ceritakan dan bahas.

Untuk tema hari ini yang menjadi pusat cerita dan pembelajaran atau peran utamanya adalah anak-anak saya. Sedangkan peranan saya hanya sebagai pengamat, orang yang belajar dari apa yang disampaikan anak-anak lewat apa yang mereka perlihatkan, terlihat oleh saya, kemudian saya mendapat pelajaran dari itu.

Saya akan menuliskan tentang syarat sedekah di jalan yang ditentukan oleh anak-anak saya bahkan sejak mereka masih kecil. Aturan tidak tertulis tetapi alurnya mereka lakukan dengan sendirinya jadi saya pikir itu seperti syarat yang mereka tetapkan lalu diterapkan oleh mereka sendiri.

Sedekah di jalan sudah menjadi perbincangan yang tidak pernah selesai antara saya dan anak-anak bahkan sejak mereka masih kecil sekitar usia di bawah 10 tahun, kini usia mereka 20 tahun dan 16 tahun bahkan perbincangan ini dimulai sejak mereka mengerti berbagi dan berempati pada sesama.

Sejak kecil seingat saya keduanya memiliki kebiasaan memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan dan itu tidak saya ajarkan. Ada beberapa cerita tentang itu saat mereka kecil dan akan saya tuliskan beberapa diantaranya.

Saat saya bersama si sulung ada bapak tua berjualan kerupuk yang dibungkus plastik, terlihat bungkus plastiknya sudah lusuh memperlihatkan kerupuknya sudah lama tidak laku. 

Si sulung meminta saya untuk membeli walau tidak perlu lalu saya beri uang dan si sulung menghampiri si bapak dengan memberikan uang yang cukup untuk membeli sekitar lima bungkus tetapi si sulung mengambil hanya satu kerupuk hanya sebagai syarat membeli kerupuk.

Saya pikir urusan membeli kerupuk selesai ternyata si sulung merasa kurang dengan apa yang sudah dilakukannya dan ingin memberi uang lagi kepada si bapak tua penjual kerupuk. Setelah diberi berkali-kali si bapak mengucapkan terima kasih dan menawarkan kerupuk yang ditolak secara halus oleh si sulung.

Cerita si bungsu lain lagi saat ke satu tempat ada tukang becak sudah tua terlihat duduk menunggu penumpang. Si bungsu menghampiri bukan untuk naik becaknya tetapi memberikan uang katanya untuk makan si bapak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline