Saya tinggal di Karawang Jawa Barat. Ada sungai yang melintasi Karawang namanya Sungai Citarum. Sungai ini mengalir dari hulunya di Gunung Wayang Selatan Kota Bandung mengalir ke utara dan bermuara di Laut Jawa.
Citarum mengaliri 12 wilayah administrasi kabupaten/kota. Citarum menyuplai air untuk kebutuhan penghidupan 28 juta masyarakat, sungai yang merupakan sumber air minum untuk masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung.
Dengan panjang sekitar 269 km mengaliri areal irigasi untuk pertanian seluas 420.000 hektar. Citarum merupakan sumber dari denyut nadi perekonomian Indonesia sebesar 20% GDP (Gross Domestic Product) dengan hamparan industri yang berada di sepanjang sungai Citarum. Citarum sungai terpanjang dan terbesar di propinsi Jawa Barat. (www.greenpeace.org)
Ada yang berbeda dari sungai citarum dulu dan kini. Ayah saya saat kecilnya tinggal di dekat Sungai Citarum, sering sekali bercerita tentang kehidupan yang berhubungan dengan Sungai Citarum. Bagaimana kebutuhan air banyak dipenuhi dan memanfaatkan Sungai Citarum.
Ikan masih banyak bahkan udang-udang kecil sangat banyak didapati dan jadi tangkapan anak-anak saat berenang. Bahkan ada ikan khas Citarum, saya mengingatnya dengan sebutan ikan jambal seperti ikan patin dan disebut dengan ikan jambal citarum.
Kini ikan jambal citarum sudah jarang terdengar bahkan mungkin sudah tidak ada lagi.
Selain manfaat dan kehidupan disepanjang aliran sungai ayah saya juga suka bercerita tentang hal yang terjadi di Sungai Citarum di antaranya cerita sedih seperti cerita manusia yang meninggal karena tenggelam saat mencari ikan atau berenang, dimakan buaya atau cerita mistis yang melibatkan siluman air penghuni sungai citarum.
Cerita sungai citarum kini berubah dengan rusaknya ekosistem sungai dan terbesar akibat pencemaran. Pencemaran yang terjadi tidak hanya sumbangan dari satu sektor tetapi beberapa sektor.
Limbah adalah biang kerok terbesar dari pencemaran di Sungai Citarum. Penyumbang terbesar pencemaran di antaranya limbah domestik, limbah industri, limbah perikanan dan peternakan, juga limbah dari pertanian.
Limbah domestik dimungkinkan berasal dari rumah yang membuang sampah rumah tangganya langsung ke aliran sungai, selain itu ada juga orang yang sengaja membuang sampah rumah tangga yang dibawa dari rumah dengan sudah dibungkus plastik lalu dilempar ke sungai.
Bisa dibayangkan jika satu rumah membuang satu plastik sampah rumah tangga maka berapa banyak sampah yang dibuang sepanjang aliran sungai yang memiliki panjang sekitar 300 km.