Lihat ke Halaman Asli

Karla Wulaniyati

TERVERIFIKASI

Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Nostalgia Barter Zaman Dulu

Diperbarui: 22 Januari 2019   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Gara-gara melihat serial detektif Magnum PI saya jadi ingin bernostalgia. Magnum adalah detektif swasta di Hawaii, mantan prajurit militer, ferari merah adalah kendaraan yang digunakan.

Hal unik yang terjadi pada Magnum saat menjadi detektif swasta adalah ketika klien tidak bisa membayar jasa Magnum dengan uang tetapi dibayar dengan barang atau apapun selain uang, di episode kali ini dibayar dengan dua ekor ayam yang cukup besar. Terjadi barter antara Magnum dan kliennya. Saya jadi ingat waktu masih kecil pernah mengalami barter juga.

Menurut KBBI barter dijelaskan dengan : "bar*ter n perdagangan dengan saling bertukar barang."

Barter di sini dimaksudkan sebagai perdagangan dengan saling bertukar barang seperti Magnum yang memberikan jasa dan klien membayarnya dengan dua ekor ayam.

Saat kecil sayapun pernah mengalami barter. Memang bukan saya pelaku barternya tetapi ibu saya dengan tukang yang berkeliling sengaja untuk melakukan barter. Saya hanya sebagai orang yang diuntungkan dari kegiatan barter tersebut karena saya yang akan menikmati hasilnya. Saya tidak tahu saat ini masih ada atau tidak barter yang dilakukan seperti saat saya masih kecil.

Yang ditukarkan biasanya barang bekas seperti panci, kuali yang sudah bocor, kaleng bekas, atau barang bekas lainnya. Tukang barang bekasnya membawa gerobak yang berisi barang yang akan ditukarkan dan barang-barang yang didapat dari pelanggan. Disebut pelanggan karena bertransaksi melakukan barter berkali-kali.

Barang penukarnya macam-macam tapi ada yang paling saya sukai yaitu harum manis atau rambut nenek. Gulali yang seperti rambut kusut, ada yang berwarna putih, merah, hijau atau yang lainnya. Kalau dimakan akan lumer di mulut. Banyaknya rambut nenek yang diperoleh tergantung dari barang bekas yang ditukarkan.

Saya selalu senang kalau ada panci bocor, barang rusak, atau barang bekas. Saya lalu mewanti-wanti ibu saya untuk disimpan agar nanti bisa ditukarkan.

Saat tukang barang bekas datang dengan panggilan khasnya saya akan meloncat gembira. Lalu dipanggil si tukang barang bekas dan tidak lama dikelilingi ibu-ibu lain sekitaran rumah saya yang ikut datang menghampiri tukang barang bekas dengan membawa barang bekas masing-masing.

Seringkali saya tidak sabar biasanya saya jinjit untuk melihat ke dalam gerabok apa saja yang ada di dalamnya. Di dalam gerobak banyak barang bekas beraneka ragam dan tentu kaleng yang berisi rambut nenek.

Biasanya kehebohan terjadi jika sesi  tawar menawar terjadi. Ibu-ibu yang ingin dapat rambut nenek banyak apalagi kalau punya anak lebih satu, dan tukang barang bekas yang berusah agar tidak tekor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline