Lihat ke Halaman Asli

Karla Wulaniyati

TERVERIFIKASI

Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Prosa Puisi | Sahabat Termurni yang Diberikan Alam

Diperbarui: 2 Februari 2019   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Minggu ini aku berjanji pada Sharique untuk datang ke taman tidak di hari Sabtu seperti biasa karena ada yang harus dilakukan. Dia pun menyetujuinya malah terlihat gembira.

Aku membawa teh hangat ditermos dan beberapa cemilan. Pasti seru berbincang dengannya sambil minum teh ditemani cemilan. Kadang aku suka heran sendiri teman berbincangku seorang anak kecil berusia 10 tahun. Mana yang diperbincangkan bukan hal yang ringan malah terlalu berat untuk anak seusianya.

Jiwa laksana tubuh
Perlu dikenyangkan
Makanan yang penuh nutrisi
Menegakkan jiwa
Berbincang adalah makanan terbaik untuk jiwa

Aku memasuki taman dari jauh sudah kulihat sosok Sharique, tapi tidak sendiri. Ada anak usia lebih muda dari Sharique sedang bersamanya. Anak yang lebih kecil menangis tak henti. Setelah melihat kedatanganku Sharique meminta ijin pergi sebentar dan menitiplan adiknya padaku. Ternyata anak kecil itu adiknya Sharique.

Adiknya Sharique duduk masih menangis, terkadang memandangku takut karena aku orang asing baginya. Aku tidak berusaha membujuknya karena aku takut malah berlari menghindar karena takut padaku. Yang penting dia ada didekatku. Sambil masih menangis dia berkali-kali mencuri pandang melihatku. Aaah wajahmu itu membuat siapapun ingin berlaku sebaiknya untukmu.

Wajah sedihmu membuat bunga layu
Apa kau tak ingin tersenyum ?
Apa kau tak ingin melihat kelopak bermekaran ?
Beraneka warna
Burung berebut bunga
Kupu-kupu tak mau kalah
Semua berlomba indah dengan senyuman di wajahmu
Simpan tangis dan sedihmu
Agar buana tak ikut muram

Tak lama Sharique datang. Tanpa dikomando sang adik terlihat gembira. Bertepuk tangan tak henti, memanggil dengan kebahagiaan yang membuncah. Karena tak sabar menunggu sang adik berlari menghampiri Sharique, memeluk erat seperti orang yang tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama. Indah dan hangat hati ini menyaksikannya.

Sharique menuntun sang adik. Menyerahkan plastik yang langsung diambil dan reaksinya lebih hebat lagi. Bahkan sang adik menjerit seperti histeris karena senang dan bahagia. Berkali-kali Sharique dipeluk erat, dan Sharique membalas pelukannya sambil tertawa hingga terlihat semua gigi rapinya.

Sang adik sibuk dengan apa yang dipegangnya. Plastik yang berisi beberapa belalang. Ternyata dia tadi menangis karena belalangnya lepas dan Sharique mencari lagi belalang yang kali ini dimasukkan ke dalam plastik agar tidak lepas.

Sang adik tertawa, ikut meloncat jika belalangnya meloncat, bertepuk tangan senang sekali. Aku tanya pada Sharique apa dia sayang pada adiknya walau tidak ditanyakan pun sangat terlihat bahwa Sharique sangat sayang pada adiknya. Aku ingin tahu apa dia punya kearifan hidup untuk masalah persaudaraan.

" Aku sangat menyayanginya. Kalau aku disuruh memilih seorang adik, aku pasti akan memilih dia lagi sebagai adikku. Dia adalah sahabat termurni yang sudah diberikan alam padaku."Jawabnya dengan mantap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline